Film Lafran : Semangat Perjuangan Lafran Pane yang Menginspirasi Anak Muda

Rilis film "Lafran" menjadi sorotan, terutama saat tren film horor dan drama perselingkuhan masih dominan menarik penonton ke bioskop.

oleh Aditia Saputra diperbarui 17 Jun 2024, 20:50 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2024, 13:30 WIB
Premiere film Lafran yang digelar pada Minggu, 16 Juni 2024
Premiere film Lafran yang digelar pada Minggu, 16 Juni 2024

Liputan6.com, Jakarta Hingga 15 Juni 2024, film "Lafran" telah berkeliling ke 18 kota dalam rangkaian Maraton Pertunjukan Khusus. Sekitar 180 layar digunakan untuk mengakomodasi 23.000 penonton. Acara Premiere yang digelar pada Minggu, 16 Juni 2024, bertujuan memenuhi antusiasme penonton di Jakarta yang ingin menyaksikan film "Lafran" sebelum rilis nasional pada 20 Juni 2024. 

Rilis film "Lafran" menjadi sorotan, terutama saat tren film horor dan drama perselingkuhan masih dominan menarik penonton ke bioskop. Film biografi "Lafran" menawarkan alternatif dengan tema epos kepahlawanan, semangat perjuangan, inspiratif, dan memotivasi. Semangat inilah yang dihadirkan dalam film "Lafran".

Film "Lafran" merupakan produksi Majelis Nasional (MN) KAHMI, Reborn Initiative, dan Radepa Studio. Diproduksi sejak 2019, prosesnya sempat tertunda oleh pandemi dan akhirnya bisa dirilis pada 2024. Film ini berkisah tentang pahlawan nasional Lafran Pane, pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Perjuangan Lafran mendirikan HMI diwarnai oleh perdebatan tentang keislaman dan nasionalisme pasca-kemerdekaan Indonesia. Lafran Pane memandang mahasiswa sebagai kelompok non-partisan dan independen yang bisa menjadi gerakan untuk memperjuangkan semangat keindonesiaan, menjadi wadah perjuangan bagi bangsa dan umat.

 

Terinspirasi

Premiere film Lafran yang digelar pada Minggu, 16 Juni 2024
Premiere film Lafran yang digelar pada Minggu, 16 Juni 2024

Lafran Pane, adik dari sastrawan pejuang Sanusi dan Armijn Pane, terinspirasi oleh kedua kakaknya sebelum pindah ke Jakarta dan melanjutkan pendidikan di Yogyakarta. Pemikiran tentang organisasi mahasiswa yang independen, tidak terafiliasi pada partai politik, serta kesadaran memperjuangkan nilai-nilai keindonesiaan membentuk idealisme perjuangan Lafran Pane.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) didirikan pada 5 Februari 1947 dan kini menjadi organisasi kampus terbesar, melahirkan banyak tokoh pemimpin Indonesia. 

“Kami ingin film biografi seperti 'Lafran' ini bisa menginspirasi anak-anak milenial saat ini. Ucapan Pak Lafran bahwa 'saya lillahi ta’ala untuk Indonesia' adalah semangat dalam memperjuangkan sesuatu dengan cara tidak instan. Semangat ini yang ingin kami bagikan kepada penonton,” jelas Ahmad Doli Kurnia Tanjung, Ketua Presidium MN Kahmi sekaligus Produser film "Lafran".

 

Antusiasme

Poster film Lafran (Istimewa)
Poster film Lafran (Istimewa)

Ahmad Doli Kurnia optimis setelah melihat antusiasme penonton di 18 kota yang dihadirinya. Anggota KAHMI, Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), dan simpatisan bergerak menyelenggarakan Pertunjukan Khusus secara maraton. Jakarta dan Lampung menjadi kota awal perjalanan Maraton Pertunjukan Khusus film "Lafran". Doli menambahkan bahwa Pertunjukan Khusus film "Lafran" tidak akan berhenti meskipun film sudah rilis secara nasional. 

Semangat perjuangan Lafran Pane layak menjadi teladan bagi kader-kader HMI, simpatisan, maupun penonton film Indonesia. “Pikiran dan semangat Lafran Pane tentang keindonesiaan menjadi relevan dalam menjaga keutuhan bangsa dan umat.”

“Kami ingin minimal 100 ribu kader HMI maupun simpatisan menyaksikan film 'Lafran', baik sebelum maupun sesudah film dirilis secara resmi pada 20 Juni 2024,” tegas Arief Rosyid, Produser Eksekutif film "Lafran".

 

Membuka Ruang Kesadaran

Arief juga menambahkan bahwa film biografi seperti "Lafran" harus ada untuk membuka ruang kesadaran, menginspirasi, dan memotivasi anak-anak muda masa kini. 

“Saat ini, film 'Lafran' seakan menjadi film yang 'lain'. Suksesnya film-film horor membuatnya menjadi arus utama, kondisi ini seakan menisbikan film-film biografi seperti 'Lafran'. Itu sebabnya, kami menyebut film 'Lafran' sebagai film yang 'benar-benar lain',” gurau Deden Ridwan, salah satu produser film "Lafran", menyitir satu judul film box office 2024.

Film "Lafran" disutradarai oleh Faozan Rizal dan diperankan oleh Dimas Anggara, Lala Karmela, Mathias Muchus, Tanta Ginting, Ariyo Wahab, Ratna Riantiarno, dan Farandika. Lokasi produksi diambil di Sipirok (tanah kelahiran Lafran Pane), Padang Sidempuan, Yogyakarta, dan Jakarta. Sebagai film yang 'benar-benar lain', film "Lafran" diharapkan bisa memantik kerinduan penonton film Indonesia untuk memenuhi bioskop pada 24 Juni 2024 nanti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya