Liputan6.com, Jakarta Kritik setajam golok disampaikan Najwa Shihab merespons kacaunya Pusat Data Nasional alias PDN yang diretas. Peretas terkonfirmasi minta tebusan kepada Pemerintah Indonesia 8 juta dolar AS atau sekitar Rp131 miliar.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengakui PDN diserang seraya menyebut peretasnya Brain Cipher Ransomware. Pemerintah menolak membayar uang tebusan Rp131 miliar.
Baca Juga
Senyum Manis Kate Middleton, Hadiri Misa Natal 2024 Setelah Tuntas Jalani Pengobatan Kanker
Hanung Bramantyo dan Zaskia Adya Mecca Kunjungi Vatikan Saat Malam Natal, Ikut Menunggu Paus Fransiskus
Sinopsis dan Link Nonton Drakor Namib yang Tayang di Vidio, Go Hyun Jung Ingin Orbitkan Ryeoun Jadi Idol
Lemahnya perlindungan terhadap data rakyat Indonesia membuat Pemerintah kebanjiran kritik pedas. Salah satunya, Najwa Shihab yang terang-terangan menyebut rakyat tak dianggap penting.
Advertisement
“Tidak ada back up di Pusat Data Nasional. Data pribadi kita tidak dipandang penting,” cuit tuan rumah Mata Najwa di akun Threads terverifikasinya yang diikuti lebih dari 1,4 juta orang.
KITA Tidak Penting
Kritik ini makin terasa menusuk saat Najwa Shihab mengimbau rakyat Indonesia menerima kenyataan pahit bahwa mereka tak dianggap penting kecuali saat pesta demokrasi alias Pemilu.
“KITA tidak penting. Terima saja. Memangnya sejak kapan rakyat dianggap penting selain di bilik suara,” Najwa Shihab menambahkan, dalam cuitan yang diunggah pada 27 Juni 2024.
Advertisement
Respons Netizen soal Kasus PDN
Cuitan ini viral setelah diunggah sejumlah akun Instagram. Salah satunya, @mood.jakarta yang diikuti hampir sejuta orang, Minggu (30/6/2024). Sejumlah netizen meluapkan kekesalan atas bobolnya PDN.
“Rakyat penting pas pemilu, sisa nya urus urusan masing masing,” cetus @geni**** di kolom komentar. “Kali ini saya sepaham dengan Najwa Shihab,” @ndor**** menambahkan.
Pernyataan Sikap Wapres
Senin (24/6/2024), Wakil Presiden RI Maruf Amin menyampaikan pernyataan sikap. RI-2 meminta dilakukan investigasi mendalam atas insiden peretasan PDN agar insiden semacam ini tak terulang lagi di masa mendatang.
“Sebabnya apa yang terjadi itu sedang dilakukan (investigasi) oleh Kominfo dan juga oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan dari pihak keamanan sedang mencari sebabnya,” katanya, seperti diberitakan jurnalis News Liputan6.com, Delvira Hutabarat.
Advertisement