Liputan6.com, Jakarta Dua film Korea Selatan yang dirilis pada akhir tahun 2024 yang digadang-gadang akan sukses besar nyatanya menghadapi tantangan berat untuk konsisten menduduki puncak box office meski dibintangi aktor ternama.
Perubahan tren industri yang kini didominasi platform streaming dan dampak pandemi yang masih terasa membuat prospek penayangan di bioskop terasa suram.Â
Advertisement
Baca Juga
Salah satu film yang cukup struggle di bioskop adalah Harbin yang diproduksi CJ ENM dan dibintangi oleh Hyun Bin. Sejak dirilis pada Malam Natal 2024, film ini telah mengumpulkan 3,87 juta penonton berdasarkan data Dewan Film Korea (KOFIC). Sebenarnya, ini bukan angka yang kecil. Namun, pencapaian tersebut rupanya masih jauh dari target.
Advertisement
Dengan anggaran produksi sebesar 30 miliar won (sekitar 23 juta dolar AS), Harbin perlu menjual setidaknya 6,5 juta tiket untuk mencapai titik impas. Harbin sempat berada di puncak box office selama tiga minggu berturut-turut dan memperoleh rating 7,38 dari 10 di platform pencarian lokal Naver.
Dikutip dari situs Korea Herald, Selasa (21/1/2025), biaya besar yang dikeluarkan untuk produksi film ini sebagian besar berasal dari teknologi sinematografi canggih. Diketahui, Harbin menggunakan kamera Arri Alexa 65 yang juga digunakan dalam film Hollywood seperti Dune dan Mad Max.
Menggunakan Teknologi Canggih
Selain itu, teknologi drone dari Studio XM2, yang sebelumnya terlibat dalam Mission Impossible, juga digunakan untuk meningkatkan kualitas sinematografi. Pengambilan gambar di lokasi eksotis seperti Mongolia dan Latvia, termasuk adegan pertempuran berskala besar, semakin meningkatkan biaya produksi.
Diberitakan, tanda-tanda penurunan minat penonton mulai terlihat di minggu ketiga penayangannya. Disebutkan bahwa angka penjualan tiket harian Harbin mengalami penurunan sebesar 68 persen. Liburan Tahun Baru Imlek yang berlangsung pada 25-30 Januari diperkirakan dapat membantu meningkatkan jumlah penonton, tetapi belum tentu cukup untuk menutupi kekurangan pendapatan.
Meski begitu, pihak CJ ENM optimistis bahwa distribusi film ini ke 117 negara akan membantu menurunkan ambang batas impas.
Advertisement
Bogota Terseok-seok Raih Penonton
Selain Harbin, film lain yang mengalami kesulitan jauh lebih besar adalah Bogota: City of the Lost. Genre kriminal yang dibintangi Song Joong Ki ini hanya berhasil menarik 362.308 penonton sejak perilisannya pada malam Tahun Baru, berdasarkan data KOFIC terbaru.
Masih dilansir dari Korea Herald, film yang mengisahkan perjuangan seorang imigran Korea di dunia penyelundupan Kolombia ini memiliki anggaran sebesar 12,5 miliar won, tetapi saat ini hanya menempati peringkat kelima dalam daftar box office harian.
Penjualan tiket harian Bogota semakin mengkhawatirkan, dengan hanya 6.104 penonton pada Kamis lalu, bahkan kalah dari film animasi anak-anak Pororo terbaru. Kegagalan ini menambah daftar panjang proyek layar lebar Song Joong Ki yang kurang sukses.
Khawatir Krisis Penonton Berlanjut
Sebelumnya, The Battleship Island (2017) yang beranggaran 27 miliar won juga gagal mencapai keuntungan akibat ulasan beragam, sementara film noir Hopeless (2023) hanya mampu menarik 260.000 penonton.
Kegagalan beruntun ini menimbulkan perdebatan di media sosial Korea terkait pilihan film Song Joong Ki. Berbeda dengan kiprahnya di dunia film, aktor ini tetap menjadi bintang besar di industri drama Korea.
Para pengamat industri khawatir bahwa kesulitan yang dialami film-film besar akhir tahun ini dapat memicu penarikan lebih lanjut dari industri. Dengan biaya produksi yang terus meningkat dan semakin banyak penonton yang beralih ke platform streaming, studio film besar cenderung mundur dari proyek ambisius dan lebih memilih produksi yang lebih kecil dan lebih aman dalam beberapa tahun terakhir.
Advertisement