Teater Koma kembali menancapkan eksistensinya di panggung seni. Kali ini, grup teater yang sudah berusia 36 tahun itu akan menampilkan pementasan bertajuk 'Ibu' dan digelar di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM) mulai dari 1 sampai 17 Oktober 2013.
Pertunjukkan yang melibatkan 45 pemain, 11 pemusik, dan kru panggung sebanyak 50 orang ini menceritakan tentang sosok Ibu Brani yang mencium bisinis di tengah peperangan abad ke-17. Cerita tersebut merupakan adaptasi dari karya dramawan Jerman, Bertolt Brecht, berjudul Mutter Courage und ihre Kinder atau Mother Courage and Her Children.
"Produksi ini fokus pada seorang ibu. Cerita dari Jerman yang sudah diadaptasi di Indonesia. Tapi ceritanya sangat dekat dengan kita. Kurang lebih bagaimana seorang ibu berjuang, bisa dilihat dari liciknya, baiknya dan apa saja," kata Pimpinan Produksi, Ratna Riantiarno saat menggelar jumpa pers di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2013)
Nano Riantarno selaku sutradara pementasan itu, sebenarnya sudah menyiapkan naskah cerita 'Ibu' sejak 1987. Namun dia mengaku baru siap mementaskannya pada tahun ini.
"1989 saya ingin pentaskan, tapi ada beberapa hal yang nggak memungkinkan. 1999 saya coba lagi mau pentaskan, tapi nggak jadi. Akhirnya tahun sekarang baru terealisasi," ujar Nano.
Menariknya, penyelenggara tak memungut biaya dari penonton di hari pertama pementasan. Pihaknya sudah menyiapkan undangan yang ditujukan untuk para siswa sekolah, mahasiswa, dan pekerja seni.
Adapun di hari lainnya, tiket dibanderol dengan harga bervarian. Senin sampai kamis berkisar Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu, sementara Jumat sampai minggu  Rp 75 ribu sampai Rp 250 ribu.
Teater Koma bisa dibilang grup teater yang terus konsisten hidup di negeri ini. Pendiri kelompok teater ini antara lain Nano Riantiarno, Ratna Riantiarno, Rima Melati, Jajang C Noer, dan lainnya.
Pertunjukkan yang melibatkan 45 pemain, 11 pemusik, dan kru panggung sebanyak 50 orang ini menceritakan tentang sosok Ibu Brani yang mencium bisinis di tengah peperangan abad ke-17. Cerita tersebut merupakan adaptasi dari karya dramawan Jerman, Bertolt Brecht, berjudul Mutter Courage und ihre Kinder atau Mother Courage and Her Children.
"Produksi ini fokus pada seorang ibu. Cerita dari Jerman yang sudah diadaptasi di Indonesia. Tapi ceritanya sangat dekat dengan kita. Kurang lebih bagaimana seorang ibu berjuang, bisa dilihat dari liciknya, baiknya dan apa saja," kata Pimpinan Produksi, Ratna Riantiarno saat menggelar jumpa pers di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2013)
Nano Riantarno selaku sutradara pementasan itu, sebenarnya sudah menyiapkan naskah cerita 'Ibu' sejak 1987. Namun dia mengaku baru siap mementaskannya pada tahun ini.
"1989 saya ingin pentaskan, tapi ada beberapa hal yang nggak memungkinkan. 1999 saya coba lagi mau pentaskan, tapi nggak jadi. Akhirnya tahun sekarang baru terealisasi," ujar Nano.
Menariknya, penyelenggara tak memungut biaya dari penonton di hari pertama pementasan. Pihaknya sudah menyiapkan undangan yang ditujukan untuk para siswa sekolah, mahasiswa, dan pekerja seni.
Adapun di hari lainnya, tiket dibanderol dengan harga bervarian. Senin sampai kamis berkisar Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu, sementara Jumat sampai minggu  Rp 75 ribu sampai Rp 250 ribu.
Teater Koma bisa dibilang grup teater yang terus konsisten hidup di negeri ini. Pendiri kelompok teater ini antara lain Nano Riantiarno, Ratna Riantiarno, Rima Melati, Jajang C Noer, dan lainnya.