Bagaimana rasanya jika jumpa pers berada di tengah lokasi kerusuhan? Itu yang dilakukan rumah produksi Visinema Pictures saat menggelar syukuran film berjudul Cahaya dari Timur Beta Maluku.
Tapi ini bukan kerusuhan sungguhan, melainkan hanya sebagai salah satu latar untuk kebutuhan syuting terakhir film tersebut. Glenn Fredly selaku produsernya ingin memperlihatkan kepada masyarakat bagaimana penggarapan sebuah produksi film sebenarnya.
"Kenapa dilakukan di sini? Jelas untuk menunjukkan bahwa produksi itu adalah hal yang penting dalam pembuatan sebuah film. Orang mesti tahu proses di belakangnya," kata Glenn di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu (9/2/2014).
Jalan Malaka, Kawasan Kota Tua, yang terletak persis di belakang Museum Bank Indonesia itu benar-benar dibuat seperti saat terjadi kerusuhan di Ambon, Maluku. Semua toko di sepanjang jalan ditutup. Terdapat dua mobil dalam kondisi rusak, dan motor berserakan di sana. Benar-benar menegangkan.
"Kalau di luar negeri wajar dilakukan jumpa pers di lokasi syuting, tapi di sini masih jarang. Dengan ini, saya ingin orang tahu produksi film seperti apa," ujarnya.
Film Cahaya dari Timur Beta Maluku diambil dari kisah nyata Sani Tawainella, seorang pelatih sepak bola asal Ambon. Dalam ceritanya, Sani mengajak anak-anak di desa Tulehu bermain sepak bola. Padahal, waktu itu kondisi di Ambon tengah bergejolak dengan adanya konflik yang berlatar agama.
Adapun film ini disutradarai Angga Dwimas Sasongko dengan bintang utama Chico Jericho sebagai Sani. Film ini diproyeksikan tayang di bioskop pada 6 Juni 2014.(Mer)
Advertisement