Liputan6.com, Surabaya - Summer Program yang dikembangkan oleh Airlangga Global Engagement (AGE) Universitas Airlangga (Unair) menarik banyak minat mahasiswa asing untuk mengikutinya. Ini tercermin pada pertemuan para sivitas akademika dari berbagai perguruan tinggi se Asia Pasifik.
Pada pertemuan QS APPLE di Fukuoka, Jepang, yang berlangsung pada 25-28 November 2019, terjadi sejumlah pembicaraan. Salah satu di antaranya adalah dari delegasi Dongguk University, Korea Selatan, yang berminat mengikutkan mahasiswanya pada summer program di Universitas Airlangga.
"Kami sudah mendapatkan informasi di booth UNAIR. Kami berharap mahasiswa di Dongguk University bisa datang karena Indonesia merupakan negara berkembang yang berpotensi,” ucap Sungmook Lim, Ph.D dari Dunggok University, Selasa (26/11/2019).
Advertisement
Baca Juga
Lim mengungkapkan ketertarikannya dengan sejumlah program yang ditawarkan Universitas Airlangga. Ia berharap mahasiswanya bisa mengikuti summer program di Unair dan mendapatkan banyak pengetahuan perihal akademik dan budaya.
Di booth Unair, beberapa program yang ditawarkan untuk para pengunjung yang datang. Antara lain AMERTA (Academic Mobility Exchange for Undergraduate at Airlangga); Summer Program yang terdiri dari Indiair, Airventure, Inherit, Surabali, Ceria; Airlangga Development Scholarship; dan Airlangga Global Scholarship.
Berbagai program itu memiliki kekhasan masing-masing. Tujuannya, para mahasiswa asing bukan hanya belajar akademik di UNAIR, tapi juga mengenal budaya, mengikuti community service, dan mengenal kehidupan sosial budaya masyarakat di Indonesia. Tak hanya itu, pada beberapa program mahasiswa akan diajak field trip dan mengenal destinasi wisata di Indonesia.
Beberapa program juga menawarkan untuk mahasiswa asing belajar Bahasa Indonesia. Pembiayaan beberapa program yang ditawarkan ditanggung oleh Universitas Airlangga. Bahkan mendapatkan uang saku dari kampus.
Selama tiga hari di Fukuoka, delegasi Unair bukan hanya menggelar pameran. Selama tiga hari itu mereka telah membuat janji pertemuan dengan perguruan tinggi lain yang turut serta datang di acara. Dari rapat itu, dibicarakan kemungkinan kerja sama yang bisa dijalin dengan harapan menambah daftar akademic peerlist Unair.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Unair Sumbang Rp 7,92 Triliun untuk Ekonomi Jawa Timur
Sebelumnya, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuktikan diri sebagai institusi pendidikan yang memberikan kontribusi dalam pembangunan peradaban manusia. Hal ini ini diketahui dalam paparan sharing session di Harris Hotel Gubeng, Kamis, 17 Oktober 2019.
Sharing session menghadirkan Prof Mohammad Nasih, Rektor Unair dan Prof. Badri Munir Sukoco, Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan Unair. Dalam forum itu, Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih memaparkan sejumlah dampak sosial dan ekonomi Universitas Airlangga terhadap masyarakat di Jawa Timur.
Dalam kesempatan itu, Nasih menyampaikan dampak hadirnya Unair untuk masyarakat Jawa Timur. Kontribusi perekonomian mahasiswa Unair sebanyak Rp 5,34 triliun per tahun, kemudian Rp 1,63 triliun kontribusi dosen dan tenaga kependidikan, dan Rp 58 miliar kontribusi mahasiswa internasional. Mahasiswa internasional Unair tersebar di seluruh dunia hingga mencapai 42 negara.
"Dalam hal pengabdian masyarakat, Unair berkontribusi terhadap perekonomian sebesar Rp 80 miliar, dalam hal penelitian sebesar Rp 260 miliar, dan Rp 547 miliar kontribusi perekonomian lulusan Unair dalam tiga tahun terakhir," tutur dia.
Lebih lanjut ia menuturkan, Unair berkontribusi Rp 7,92 triliun untuk ekonomi Jawa Timur. "Angka itu setara dengan 0,36 persen perekonomian di Jawa Timur," kata dia.
Dalam bidang sosial, Unair telah menyalurkan dana sebesar Rp 16 miliar setiap tahun untuk kegiatan sosial. Hal itu mencakup sebanyak 2.215 program kegiatan KKN yang dilakukan setiap tahun di berbagai daerah di Indonesia, sebanyak 5.186 mahasiswa mengikuti KKN tiap tahun, sebanyak 359 desa dibina setiap tahun, sebanyak 19.681 mahasiswa menerima beasiswa dalam tiga tahun terakhir, dan sebanyak 1.171 mahasiswa berwirausaha dalam dua tahun terakhir.
"Dalam bidang kesehatan, Unair memiliki sebanyak tiga rumah sakit. Setiap hari, sebanyak 600 pasien ditangani oleh RS UNAIR, RS Gigi dan Mulut UNAIR, dan RS Hewan UNAIR. Sebanyak 1.320 penelitian dengan subject kesehatan terindeks Scopus," ucapnya.
Sebanyak 72 persen dokter di RS Dr Soetomo, rumah sakit rujukan terbesar di Jawa Timur, adalah alumnus Unair. Sebanyak 1.800 mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Airlangga tersebar di Jawa Timur.
"Dan sebanyak 1.320 mahasiswa program pendidikan dokter gigi spesialis lulus dalam lima tahun terakhir. Tak hanya itu, Unair adalah satu - satunya kampus di Indonesia yang memiliki Lembaga Penyakit Tropis," ujarnya.
Tak hanya itu, Rumah Sakit Terapung Ksatria Universitas Airlangga (RSTKA) adalah satu-satunya rumah sakit terapung yang dimiliki kampus di Indonesia dan didukung oleh pemerintah. "Pertama kali beroperasi pada tanggal 25 Oktober 2017, RSTKA sudah menjangkau lebih dari 25 pulau terpencil di Indonesia," tutur dia.
Advertisement