Hadapi Potensi Bencana, Gubernur Khofifah Minta Tingkatkan Sinergi

Provinsi Jawa Timur memiliki petensi bencana yang tinggi akibat dari kondisi geografis dan ulah manusia.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Des 2019, 12:32 WIB
Diterbitkan 24 Des 2019, 12:32 WIB
Gubernur Khofifah Luncurkan Program MJC, EJSC, dan Big Data
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meluncurkan program Millenial Job Center/MJC, East Java Super Coridor/EJSC, dan Big Data di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (27/05/2019) sore. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta sinergi antaranggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk menghadapi potensi risiko bencana musim hujan tahun 2019-2020.

"Sinergitas ini untuk dalam rangka upaya memantapkan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Jawa Timur," ujarnya di sela Rapat Koordinasi (rakor).

Rakor antisipasi bencana Hidrometeorologi (gerakan tanah/longsor, banjir, angin kencang, cuaca ekstrem) diikuti para kepala daerah, kapolres/kapolresta, Dandim serta Danrem se-Jatim di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin, 23 Desember 2019, dilansir dari Antara.

Ia berharap, rakor dapat memberi pencerahan tentang pentingnya kesiapsiagaan dan kewaspadaan di daerah dan dapat mewujudkan kesamaan pandang, gerak, serta langkah untuk meningkatkan optimalisasi penanggulangan bencana di daerah.

"Bencana adalah urusan bersama maka mencegah bencana juga harus bersama-sama. Sebab niscaya kelak kita akan menuai manfaatnya bersama-sama pula," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Menurut dia, tanpa ada kerja sama yang baik, penyelenggaraan penanggulangan bencana tidak akan berjalan cepat, efektif dan efesien, tanggap, transparan, akuntabel serta responsif.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Jawa Timur Berpotensi Bencana

Lewat Transportasi Umum, Khofifah Ingin Jawa Timur Mirip DKI Jakarta
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan keterangan kepada awak media usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/6/2019). Khofifah mengaku membahas sejumlah proyek infrastruktur dan transportasi di Jawa Timur. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Jawa Timur yang memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis sangat memungkinkan terjadinya bencana, baik disebabkan faktor alam, faktor nonalam maupun faktor manusia.

Imbasnya, kata dia, menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan.

Oleh karena itu, Gubernur meminta pemantauan kondisi alam dan aktivitas terhadap potensi bencana pada daerah-daerah yang memiliki risiko tinggi perlu dilakukan secara terus-menerus.

Selain itu, informasi terkait dengan bencana perlu dikumpulkan, diproses, dianalisis dan ditindaklanjuti dengan melakukan respons untuk mengurangi risiko yang mungkin dapat terjadi.

"Upaya penanganan yang dilakukan oleh berbagai pihak harus dimulai saat prabencana," kata mantan menteri sosial tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya