Cerita Warga Saat Berkunjung ke Ranu Manduro Mojokerto yang Viral

Masyarakat pun berbondong-bondong mengunjungi Ranu Manduro, Desa Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur pada akhir pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Mar 2020, 04:00 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2020, 04:00 WIB
5 Momen Liburan Via Vallen ke Ranu Manduro yang Sedang Viral
Via Vallen liburan ke Ranu Manduro, Mojokerto, Jawa Timur (Sumber: Instagram/viavallen)

Liputan6.com, Jakarta - Ranu Manduro, di Desa Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur menjadi sorotan pada pekan ini. Sejak viral di media sosial, masyarakat pun penasaran dengan tempat bekas area galian tambang tersebut.

Bahkan masyarakat pun berbondong-bondong mengunjungi Ranu Manduro pada akhir pekan ini. Hal itu ditunjukkan dari sejumlah akun di media sosial (medsos) yang menunjukkan pengunjung yang membludak untuk datang ke Ranu Manduro.

Salah satu videonya yang diunggah warganet yaitu @_chalisa.ham pada Minggu, 1 Maret 2020. Mengutip akun instagram tersebut, ia menulis suasana pagi ini, wisata yang lagi viral akhir-akhir ini. Kalau filling gutan mending datang pas hari biasa. Keadaan tempatnya Minggu ini rame banget. Sekedar info kalau mau ke sini mending hari biasa agak sepi.

Video yang diunggah tersebut sudah ditayangkan mencapai 2.676 tayangan dan mendapatkan 41 komentar. Ranu Manduro, terletak di Desa Ngoro, Mojokerto. Wilayah ini bekas area galian tambang C. Dari video yang diunggah sejumlah akun di media sosial, tampak daerah dengan hamparan rumput yang hijau, bebatuan besar dan kubangan. Selain itu juga dapat melihat latar belakang Gunung Penanggungan.

Rasa penasaran juga yang membuat salah satu warga Surabaya ini berkunjung ke Ranu Manduro, Mojokerto, Jawa Timur, yaitu Moh Zakariya Za (23).

Pria yang akrab disapa Zaka ini bersama teman-temannya mengunjungi Ranu Manduro, Mojokerto, Jawa Timur pada Minggu, 1 Maret 2020. Ia berangkat dari Surabaya sekitar pukul 05.00 WIB dan tiba di Ranu Manduro sekitar pukul 06.30 WIB. Ketika tiba di tempat tersebut, Zaka menemui Ranu Manduro sudah sangat ramai tapi belum macet.

Ia memakai sepeda motor mengunjungi Ranu Manduro. Ia mengaku penasaran dengan tempat area bekas galian tambang tersebut dan ketahui dari media sosial. Zaka mengaku merasakan suasana yang sejuk saat berada di sana.

"Karena penasaran saja dengan pemandangannya yang bagus,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Minggu, 1 Maret 2020.

Zaka pun sempat terjebak macet ketika berada di Ranu Manduro karena sudah penuh dengan pengunjung. Kemacetan parah terjadi di wilayah itu pada pukul 08.00 WIB. Saat  itu, ia ingin keluar dari lokasi. Hal ini juga membuat dia berpikir untuk dua kali ke sana karena ramainya pengunjung di Ranu Manduro.

"Saya keluar jam 08.00 WIB tapi baru bisa keluar dari lokasi jam 09.30 WIB, kayak lautan manusia (di Ranu Manduro-red),” kata dia.

Ia pun harus merogoh kocek sekitar Rp 12 ribu untuk berkunjung. Saat masuk jalan gang kecil, ia dikenakan biaya Rp 2.000. Kemudian setelah turun ke pintu masuknya kena biaya lagi Rp 10 ribu, jadi total Rp 12 ribu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Imbauan Dinas Pariwisata Mojokerto

Menanggapi ramainya pengunjung untuk melihat Ranu Manduro, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Mojokerto, Amat Susilo mengatakan, Ranu Manduro membuat penasaran masyarakat. “Iya karena penasaran,” ujar Susilo saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Minggu pekan ini.

Terkait ada papan larangan untuk masuk wilayah tersebut dan masyarakat tetap berbondong-bondong untuk mengunjungi, Susilo menilai, hal itu merupakan kewenangan pemilik lahan untuk memasang papan larangan masuk.

"Sekali lagi itu bukan kewenangan pemerintah kabupaten Mojokerto, karena itu lahan milik swasta,” tutur dia.

Ia pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati saat mengunjungi Ranu Manduro. Apalagi Ranu Manduro merupakan bekas galian tambang sehingga tanah masih labil dan ada kubangan-kubangan. Susilo menuturkan, saat ini cuaca juga ekstrem sehingga dikuatirkan ada longsor.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya