Liputan6.com, Jakarta - Kerja sama tim diperlukan untuk wujudkan visi organisasi. Dengan kerja sama tim yang handal dapat membentuk sistem kerja efektif sehingga mencapai tujuan.
Pendiri Waste Solutin Hub, Ranitya Nurlita membagikan kiat membangun kerja sama tim yang baik. Lita, panggilan akrabnya menuturkan, mengenali diri sendiri menjadi modal utama sebelum membangun kerja sama tim. Dengan memahami potensi yang dimiliki, dapat membantu seseorang menentukan rencana hidupnya.
"Adanya rencana hidup atau life plan akan mendorong seseorang untuk terus berambisi,” ujar dia, seperti dikutip dari laman ITS, ditulis Senin, (12/10/2020).
Advertisement
Baca Juga
Ambisi ini yang memudahkan seseorang untuk melakukan aktualisasi diri. Yakni, keinginan untuk menggunakan semua kemampuan dirinya guna mencapai apa yang ingin ia miliki, apa yang ingin ia lakukan, hingga apa yang ingin ia tinggalkan.
"Aktualisasi ini penting bagi seorang pemimpin, supaya ia terus termotivasi membangun kerjasama tim,” ia menambahkan.
Dalam proses aktualisasi tersebut, seseorang harus membentuk visi hidup. Visi ini akan menjadi cermin cara seseorang berpikir maupun bertindak. Dalam membentuk visi, perempuan yang akrab disapa Lita ini mengungkapkan pentingnya meraih sweet spot atau titik tengah. "Sweet spot merupakan irisan antara kemampuan, kesempatan, dan passion,” ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Ada Metode Bertahap
Saat berhasil menentukan rencana dan visi hidup, seseorang dapat bergabung dengan organisasi yang dapat mendukung pencapaian target diri. Di sana, sangat dianjurkan untuk memupuk pertemanan, kemampuan bekerja dalam tim, dan relasi. "Di tahap ini, organisasi menjadi sarana dalam membangun kerjasama tim yang baik," ungkapnya.
Bicara tentang kerja sama tim yang baik, Lita menyinggung adanya metode bertahap untuk merealisasikan hal tersebut. Pertama, ialah SMART atau Specific, Measurable, Attainable, Relevant, dan Time-bound.
"Metode ini dapat mendorong kita menciptakan tujuan spesifik, terukur, dapat dicapai, dan memiliki rentang waktu tertentu," kata dia.
Selanjutnya, ada Project Charter yang mengupas kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman yang berasal dari dalam maupun luar. Ada juga metode Design Thinking dalam bentuk diagram yang menampilkan alur trial and error.
"Dengan begitu akan didapatkan strategi terbaik untuk mengimplementasi proyek tim yang akan dikerjakan,” tambah pendiri wastehub.id ini.
Perempuan asal Kabupaten Bojonegoro ini juga menjelaskan tentang Bussiness Model Canvas (BMC) dan Teori U. Melalui BMC, anggota tim dapat melihat kondisi proyek secara komprehensif. Sedangkan melalui Teori U, anggota tim akan belajar melepas ego demi terciptanya kerjasama yang ideal. “Dalam tim, kita harus bisa open mind, open heart, dan open will,” kata dia.
Advertisement