Penyebab Gelombang Tinggi dan Angin Kencang Terjang Wilayah Kenjeran Surabaya

Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak, Arrizal Rahman menuturkan, gelombang tinggi dan angin kencang menerjang Pantai Kenjeran Surabaya pada Rabu malam, 11 November 2020.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Nov 2020, 15:25 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2020, 15:25 WIB
Cuaca Ekstrem Tenggelamkan Kapal di Perairan Maluku, 14 Tewas
Ilustrasi cuaca ekstrem sebabkan gelombang tinggi di perairan.

Liputan6.com, Jakarta - Gelombang tinggi dan angin kencang menerjang kampong nelayan Bulak Nambangan, Pantai Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur.

Mengutip instagram @lovesuroboyo, Kamis (12/11/2020), beberapa perahu nelayan dan rumah warga pesisir ada yang rusak akibat diterjang badai angin kencang pada Rabu, 11 November 2020.  Kejadian itu terjadi di Kampung Nelayan Bulan Nambangan, Pantai Kenjeran, Surabaya. "Alhamdullilah, kini air sudah surut dan tidak ada korban jiwa," dikutip dari instagram @lovesuroboyo.

Sementara itu, mengutip instagram @ini_surabaya menggungah video yang menunjukkan angin kencang dan gelombang tinggi telah mendorong air laut masuk ke permukiman warga. Selain itu, sejumlah perahu nelayan pun terkena dampak akibat gelombang tinggi tersebut.

Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak, Arrizal Rahman menyampaikan penyebab cuaca ekstrem pada Rabu malam, 11 November 2020 yang menerjang kampong nelayan di Kenjeran Surabaya.

Pertama, terjadi fetch. Arrizal menjelaskan, angin dengan arah konstan dari area luas dengan tekanan tinggi di selatan Indonesia dengan wilayah barat Sumatra.

"Wilayah selatan Indonesia 1.000 milibar sedangkan barat Sumatra 1.006 milibar, Wilayah selatan dekat Australia berhembus angin kencang arah konstan dengan kecepatan tinggi, jadi beda tekanan tinggi,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Kamis pekan ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Terjadi Pasang Air Laut

Cuaca Buruk, Nelayan Muara Angke Libur Melaut
Deretan kapal nelayan terparkir di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (27/12). Nelayan Muara Angke memilih libur melaut karena angin muson barat dan gelombang tinggi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kedua, gelombang tinggi di Selat Madura bagian barat sekitar 0,5 meter-1 meter. Ketiga, gelombang tinggi dan angin kencang itu juga bertepatan dengan pasang air laut.

"Kejadian pukul 09.00-10.00 malam itu bertepatan dengan pasang air laut maksimum 70-80 dengan tinggi air muka laut," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya