Kaleidoskop 2020: Tangis dan Simpuh Risma hingga Surabaya Raya Sepakati PSBB

Artikel berkaitan pandemi Corona COVID-19 pun menjadi paling banyak dibaca dalam empat bulan pertama 2020 di Surabaya.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Des 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 11 Des 2020, 18:00 WIB
Wali Kota Surabaya
Wali Kota Risma menandatangani nota kesepahaman dengan Grup Astra Surabaya terkait pengembangan sumber daya manusia bagi warga Kota Surabaya. (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Sosok Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) selalu menjadi perhatian. Salah satu kepala daerah di Jawa Timur ini rutin terjun ke lapangan untuk melihat situasi Surabaya terutama berkaitan dengan kebersihan, antisipasi banjir dan lainnya. Selain itu, perempuan kelahiran Kediri ini juga dikenal sosok yang sangat peduli kepada warga Surabaya terutama anak-anak.

Risma selalu memotivasi warga Surabaya terutama anak-anak untuk mengejar mimpi dan mewujudkan apapun situasi yang dihadapi. Mengawali 2020, aksi Risma sempat menjadi perhatian publik, tatkala ia menangis dan bersimpuh.

Di sisi lain ketika Risma dipuja, ada juga masyarakat yang diduga menghinanya. Warganet dengan inisial ZD dan Farel Grunch diduga menyerang dan menghina Risma di akun media sosial Facebook. Dugaan penghinaan tersebut pun dilaporkan kepada pihak kepolisian oleh Forum Arek Surabaya Wani. Hingga akhirnya polisi pun menerima laporan dan mengusutnya.

Selain sosok Risma, situasi pandemi COVID-19 pun tak luput dari perhatian publik. Apalagi ketika penyebaran COVID-19 masuk ke Indonesia. Saat itu, pemerintah mengumumkan kasus pertama COVID-19 di Indonesia pada awal Maret 2020.  Sejumlah peristiwa dan hal berkaitan dengan pandemi COVID-19 terutama di Surabaya dan Jawa Timur secara keseluruhan menyita perhatian.

Artikel berkaitan pandemi Corona COVID-19 pun menjadi paling banyak dibaca dalam empat bulan pertama 2020. Berikut empat artikel paling curi perhatian di Surabaya pada Januari-April 2020:

1.Tangis dan Simpuh Wali Kota Risma di Hadapan Astra Surabaya

 Suara Wali Kota Risma terbata-bata di tengah-tengah membaca sambutan. Air mata pun mulai membasahi pipinya. Sesekali, ia menghapus air matanya itu.

Kesedihannya kian terasa ketika dia berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada pihak Astra yang telah membantu menerima anak-anak Surabaya dalam program magang.

“Kalau boleh saya diberikan kesempatan, saya akan sujud di depan bapak atau ibu sekalian, karena saya terimakasih sekali. Kaki saya tidak kuat,” kata Wali Kota Risma yang kemudian sujud syukur di sela-sela membacakan sambutan, Kamis, 2 Januari 2020.

Seketika ajudan Wali Kota Risma dan para pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya membantunya untuk bangkit berdiri. Sambil mengusap air matanya dengan tisu, ia mencoba bangkit lagi berdiri dan melanjutkan sambutannya.

“Terima kasih sekali, Bapak, terima kasih sekali,” ujarnya sambil terisak.

Baca artikel selengkapnya di sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2.Kronologi Kasus Dugaan Penghinaan Terhadap Wali Kota Risma

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Kasus dugaan penghinaan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) terus berkembang. Terbaru, Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya mengkaji penangguhan penahanan yang diajukan tersangka perkara ujaran kebencian dan pencemaran nama baik melalui akun media sosial Facebook kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma).

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), Sudamiran mengatakan, tersangka berinizial ZD telah mengajukan penangguhan penahanan melalui kuasa hukumnya.

"Pengajuan penangguhan penahanannya (tersangka penghina Risma) masih sedang kami kaji, apakah memenuhi syarat objektif dan subjektif dari perkara ini,” tutur Sudamiran, seperti dikutip dari Antara Kamis, 6 Februari 2020.

Sudamiran mengatakan, salah satu alasan tersangka yang merupakan ibu rumah tangga dengan tiga orang anak asal Bogor, Jawa Barat mengajukan penangguhan penahanan karena memiliki anak kecil yang masih membutuhkan kasih sayangnya.

“Juga ada anggota keluarga yang bersedia menjamin penangguhan penahanannya,” ujar dia.

Berita selengkapnya baca di sini

3. Gubernur Jatim Tetapkan Status Darurat Bencana Corona COVID-19

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Gubernur Jawa Timur  (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menetapkan status keadaan darurat bencana penyakit akibat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di wilayah setempat.

"Status keadaan darurat diberlakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan," ujar dia kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Jumat (20/3/2020), seperti dikutip dari Antara.

Status tersebut sesuai Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/108/KPTS/013/2020, serta mengacu Keputusan Kepala BNPB Nomor 13.A/2020. Di Jatim, berdasarkan data dari Pemprov dan Tim Gugus Tugas Jatim hingga Kamis malam, 19 Maret 2020, total penderita positif COVID-19 mencapai sembilan pasien.

Dari sembilan pasien positif, tujuh orang dirawat di sejumlah rumah sakit di Surabaya, sedangkan dua pasien lainnya dirawat di rumah sakit di Malang, dan satu orang di antaranya meninggal dunia.

Berita selengkapnya baca di sini

4.Surabaya, Sidoarjo dan Gresik Sepakati PSBB

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Pertemuan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dengan tiga kepala daerah membahas PSBB pada Minggu (19/4/2020) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyampaikan dari penjelasan tim kuratif, tim tracing dan arahan dari Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan untuk penerapan PSBB di Surabaya, dan sebagian di Gresik serta Sidoarjo. 

"Penjelasan langkah-langkah berlapis dari Kota Surabaya, Pemkab Sidoarjo dan Gresik. Tracing yang dilakukan oleh sangat detail oleh Pemkot Surabaya dan seterusnya," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu, 19 April 2020.

Khofifah mengatakan, pihaknya juga melihat penyebaran dari COVID-19 baik di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik ini menjadi perhatian semua baik dari forkopimda Pemprov Jatim maupun forkopimda Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. 

"Kami ingin menyampaikan dari hasil diskusi yang berjalan sangat konstruktif, saya rasa ini adalah pertemuan yang kondusif," ucap Khofifah. 

Berita selengkapnya baca di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya