Jadi Sorotan, Ternyata Ratusan Warga Kampung Miliarder Tuban Terima Bansos Orang Miskin

Harga ganti rugi lahan milik warga dibanderol dengan rata-rata berkisar Rp 600.000 per meter persegi.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 18 Feb 2021, 18:02 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2021, 18:02 WIB
Sejumlah warga di Tuban memborong mobil baru usai menerima ganti rugi. (Ahmad Adirin/Liputan6.com)
Sejumlah warga di Tuban memborong mobil baru usai menerima ganti rugi. (Ahmad Adirin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, kini menjadi sorotan. Ratusan warganya mendadak menjadi miliarder setelah menjual tanah kepada PT Pertamina.

Tanah tersebut dijual untuk pembangunan kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) yang bekerja sama dengan perusahaan Rusia, Rosneft. Dari menjual tanah itu, rata-rata masyarakat setempat mendapatkan uang Rp 8 miliar dan tertinggi Rp 28 miliar.

Namun begitu, dibalik keberadaan kampung miliarder itu, ternyata ada ratusan warga miskin yang menerima bantuan setiap bulan dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kementerian Sosial (Kemensos).

“Di Desa Sumurgeneng ini ada 288 keluarga penerima manfaat (KPM) BPNT,” kata Imron, petugas pendamping Bantuan Sosial Pangan (BSP) atau Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Jenu, Kabupaten Tuban, Kamis (18/2/2021).

Bantuan tersebut ternyata juga menyasar warga yang mendapatkan uang miliaran dari menjual tanah untuk proyek kilang minyak. Ke depannya, meraka akan dicoret sebagai penerimaan program pemerintah pusat tersebut karena sudah menjadi miliarder.

“Ya ada, kemarin yang dapat M-Man (miliaran) juga mendapat bantuan, dan akan diganti,” tegas Imron kepada Liputan6.com.

Berapa jumlah penerima yang akan diganti belum diketahui. Sebab, saat ini tim telah turun ke lapangan untuk memverifikasi ulang di Desa Sumurgeneng.

“Kemarin sudah ke sana dan saat ini masih verifikasi,” jelas Imron TKSK Jenu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


280 Warga

Di Desa Sumurgeneng ini ada sekitar 280 warga atau pemilik lahan yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak. Semua warga telah setuju lahannya di jual untuk pembangunan proyek Nasional tersebut.

“Semua warga Sumurgeneng telah setuju lahannya dijual untuk pembangunan kilang minyak,” jelas Kades yang juga habis beli mobil baru Avanza warna putih.

Harga ganti rugi lahan milik warga dibanderol dengan rata-rata berkisar Rp 600.000 per meter persegi.

“Paling banyak sekitar Rp 28 miliar, itu orang Surabaya yang sudah lama memiliki lahan disini,” jelas Kades Sumurgeneng.

Lebih lanjut, proyek pembangunan kilang minyak yang berada di Kecamatan Jenu itu menelan dana USD 15 miliar hingga USD 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun (asumsi kurs Rp 14.084, red). Proyek ini menempati area seluas kurang lebih 900 hektar.

Dari luas lahan tersebut, jumlah lahan warga terdampak untuk proyek kilang minyak ini ada 529 bidang berada di tiga desa di Kecamatan Jenu, Tuban. Tiga Desa itu adalah Wadung, Kaliuntu, dan Sumurgeneng.

Lalu Kilang Tuban ini juga merupakan salah satu kilang tercanggih di dunia yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya