Liputan6.com, Surabaya - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) yang mulai beroperasi pada Kamis ini, bakal diisi sekitar 150 pasien Covid-19 rujukan dari puskesmas.Â
"Sedangkan pasien dengan gejala berat dirawat di RSUD Soewandhie. Begitu juga pasien gejala ringan di RSUD Soewandhie juga dioper ke RSLT," kata Febria, dikutip dari Antara.
Febria menjelaskan, untuk tahap awal, pasien COVID-19 akan ditempatkan di gedung D RSLT Surabaya atau di lantai I sisi sebelah selatan. Sedangkan untuk jumlah total ruangan di RSLT sendiri, terdiri dari A, B, C D dan E.Â
Advertisement
"Jadi ada lima ruangan, terdiri dari A, B, C, D dan E. Untuk tenaga kesehatan sementara ada sekitar lebih 150-an, dari rekrutmen baru," ujarnya.
Untuk mekanismenya, Febria menyebut, pasien tidak bisa langsung datang ke RSLT Surabaya menggunakan ambulans, melainkan harus melalui mekanisme rujukan dari puskesmas. Hal ini diterapkan untuk mempermudah petugas melakukan tracing atau pelacakan kontak erat.Â
"Supaya kami tidak tertinggal untuk tracing. Jadi yang membawa ke sini Puskesmas. Kalau warga langsung datang pakai ambulans ke sini tidak bisa," katanya.
Selain itu, Febria menjelaskan, bahwa ada beberapa dokumen yang harus dilengkapi ketika pasien COVID-19 ingin menjalani perawatan di RSLT yakni, membawa KTP, KK serta hasil tes usap PCR positif baik dari puskesmas ataupun laboratorium lain.Â
"Tergantung dari mereka periksanya (tes usap PCR) di mana. Tapi tetap yang membawa ke sini (RSLT) dari puskesmas, karena semua agar terdata," kata Febria.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tampung 1.000 Tempat Tidur
Ia menjelaskan, bahwa kapasitas di RSLT sendiri bisa mencapai 1.000 bed atau tempat tidur. Namun, untuk tahap awal saat ini telah tersedia 400 bed.
"Kurang lebih sekitar 400-an, kalau di atas (ruangan E) bisa sekitar 300. Total keseluruhan kurang lebih 1.000 bed," ujarnya.
Nantinya, kata Feny, pasien OTG dan gejala ringan yang berada di Asrama Haji  bakal dipindah ke RSLT. Sedangkan di Asrama Haji sendiri bakal difokuskan bagi pasien kategori OTG, gejala batuk dan pilek.Â
"Jadi pasien (Asrama Haji) dipindah ke sini (RSLT) supaya tidak penuh. Di Asrama Haji kan juga ada IGD (instalasi gawat darurat) di sana, tapi kami fokuskan di sini. Sehingga di Asrama Haji hanya OTG, batuk, pilek," katanya.
Febria menambahkan, bahwa layanan di RSLT sendiri hampir sama dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di rumah sakit lain. Sebab di RSLT telah dilengkapi dengan ruangan IGD, rawat inap, radiologi, farmasi hingga laboratorium.
"Untuk laboratorium hanya mengambil sampel dan pemeriksaan ringan. Jadi di RSLT ini ada lima ruangan, masing-masing diisi OTG, dan gejala ringan. Kalau gejala berat, ke RSUD Soewandhie," katanya.Â
Advertisement