Liputan6.com, Blitar - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar mencatat sebanyak lima bangunan rusak terdampak gempa Malang. Beruntung tidak ada korban jiwa akibat bencana alam yang mengguncang Jumat pagi tadi.
Kepala BPBD Blitar, Achmad Cholik mengatakan, sampai dengan petang ini laporan kerusakan dampak gempa Malang hanya ada lima rumah. Lokasi antar satu dengan lainnya pun tersebar di lima kecamatan berbeda.
Advertisement
Baca Juga
“Sudah tidak ada lagi laporan yang masuk dari wilayah,” kata Cholik dikonfirmasi, Jumat, 22 Oktober 2021.
Kelima bangunan itu yakni Mushola An Nur di Desa Binangun, Kecamatan Binangun, berupa rusak di teras konsol. Kantor Desa Serang di Kecamatan Panggungrejo, rusak pada bagian lis gypsum. Tembok dan plafon di Balai Kesenian, Desa Sidorejo, Kecamatan Doko, juga rusak.
Lalu genteng rumah Purnomo, warga Wonotirto runtuh dan tembok retak-retak. Tembok rumah milik Wagito, warga Wlingi roboh terdampak gempa. Beruntung pemilik rumah selamat karena peristiwa itu. Seluruh kerusakan itu
“Semua bangunan itu tingkat kerusakannya ringan,” ujar Cholik.
BPBD Kabupaten Blitar memastikan hanya kelima bangunan itu saja yang rusak terdampak gempa Malang yang guncangannya terasa sekitar 2-4 detik. Sedangkan di daerah lainnya yang turut merasakan gempa, belum ada laporan kerusakan.
Kekuatan Gempa Malang
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,1 mengguncang Kabupaten Malang, pada Jumat, 22 Oktober 2021, sekitar pukul 09.21 WIB. Titik pusat gempa terletak pada koordinat 8,81 LS dan 112,49 BT. Titik lokasi gempa itu 78 km di sebelah barat daya Malang di kedalaman 98 kilometer.
Guncangan gempa bumi di Malang berkekuatan magnitudo 5,1 di kedalaman 98 kilometer itu dirasakan di sejumlah daerah. Di Blitar terasa dalam skala III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dakalm rumah).
Kemudian di Ponorogo, Malang, Pasuruan, Nganjuk, Mojokerto, Pacitan, Lumajang, Jember, Trenggalek dalam skala II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk melintas).
“Laporan kerusakan hanya ada dari Kabupaten Blitar, itu pun sangat ringan karena struktur bangunannya kurang memadai,” kata Ma’muri, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Karangkates.
Gempa pada hari ini sebenarnya sama dengan gempa yang mengguncang Malang pada April 2021 silam. Disebabkan adanya patahan lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke lempeng Eurasia. Hanya saja skala kekuatan gempa Malang pada April silam jauh lebih kuat.
“Gempa pada April lalu itu ada beberapa kali gempa bumi susulan karena lebih kencang dibanding yang terjadi sekarang ini,” ujar Ma’muri.
Advertisement