Liputan6.com, Sidoarjo - Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor menyampaikan pada 2022 akan dibuat perda pendidikan baca tulis Alquran. Perda tersebut sebagai acuan syarat masuk SMP negeri yang mewajibkan bisa baca tulis Alquran. Rencana tersebut masuk dalam Program Pembentukan Peraturan Daerah (Propemperda) yang baru.
"Ini penting, ini yang akan kita dorong dan kita pastikan, karena saya yakin ketika suatu daerah itu pembangunan manusianya selalu diiringi dengan Alquran saya yakin keberkahan akan turun di daerah itu," katanya saat melepas 70 kafilah mengikuti MTQ ke-29 Jawa Timur yang digelar di Pamekasan.
Gus Muhdlor mengatakan, terdapat 52 peserta yang akan mengikuti 44 cabang dalam MTQ ke-29 Jatim tahun ini. "Selebihnya ofisial, pendamping, pembina, dan sopir," katanya di Sidoarjo, Senin (1/11/2021).
Advertisement
Baca Juga
Ia berharap Sidoarjo kembali menjadi juara umum karena Sidoarjo sempat menempati posisi kedua di beberapa kali penyelengaraan MTQ Jatim.
"Ini waktunya Sidoarjo untuk mengambil lagi dominasi pada MTQ kali ini di Pamekasan," katanya.
Gus Muhdlor optimistis juara umum bisa kembali diraih dan predikat juara umum empat kali berturut-turut harus kembali diraih Kabupaten Sidoarjo.
Menurut ia, bukan hal yang tidak mungkin Kabupaten Sidoarjo kembali menjadi juara umum MTQ Jatim tahun ini karena melihat bibit-bibit emas pecinta Al Quran yang banyak.
"Sidoarjo harus menjadi juara, siap nopo mboten?" ucapnya.Â
Dalam MTQ ke-29 Jatim tahun ini, kafilah Sidoarjo diperkuat Abdad Fatiha Fawwas yang merupakan juara kedua Seleksi Tilawatil Quran Nasional (STQN) 2021 di Sofifi Maluku Utara.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.Â
Â
Â
Pusat Peradaban Islam
Selain itu, Aqila Ninda Putri yang merupakan juara pertama Hafizh Indonesia 2021 di salah satu program televisi swasta. Atas capain prestasi dua penghafal Al Quran itu, Pemkab Sidoarjo memberikan penghargaan masing-masing uang Rp 10 juta rupiah.
Gus Muhdlor mengatakan sejarah mencatat Kabupaten Sidoarjo pernah menjadi pusat peradaban Islam sekitar 1700-an. Keberadaan Pondok Pesantren Siwalanpanji Kecamatan Buduran menjadi buktinya.
Banyak kiai Jawa Timur berasal dari salah satu pondok pesantren tertua di Jatim tersebut, seperti Kiai Kholil, Kiai Asad, Kiai Abdul Karim, dan Kiai Hasyim Asyari.
"Jadi mulai 1700-an kultur Sidoarjo adalah kultur pesantren dan memang kultur agama Islam," ujarnya.
Â
Advertisement
Niatkan Ibadah
Dalam kesempatan tersebut, Gus Muhdlor berharap, para kafilah dapat menunjukkan prestasinya dengan sebaik-baiknya.
Semangat yang tinggi dibarengi niatan ibadah, katanya, harus ada dalam jiwa kafilah MTQ Jatim asal Kabupaten Sidoarjo.
Selain itu, Gus Muhdlor juga berpesan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan COVID-19, yakni selalu memakai masker sebagai hal yang wajib dilakukan.
"Selain ingin meraih prestasi sebagai juara yang terpenting lagi bagaimana menggerakkan gairah umat Islam dalam membangun yang didasari nilai luhur yang bersumber dari Al Quran," katanya.