UMKM Bangkit, Karimba Made In Banyuwangi Mulai Ekspor ke Mancanegara

Supriyanto menjelaskan usahanya membuat karimba mulai dia rintis pada 2006, dengan bahan baku limbah batok kelapa, beberapa kayu dan jeruji sepeda.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 22 Apr 2022, 05:07 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2022, 05:07 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (baju putih) melihat pembuatan kerjainan karimba yang diekspor ke sejumlah  negara. (Istimewa)
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (baju putih) melihat pembuatan kerajinan karimba yang diekspor ke sejumlah negara. (Istimewa).

Liputan6.com, Banyuwangi Setelah sempat terdampak pandemi Covid-19, UMKM di desa-desa Banyuwangi  mulai bangkit kembali. UMKM pembuat alat musik karimba, di Dusun Bolot, Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi,a dalah salah satunya.

Tiap bulan, karimba buatan UMKM milik Supriyanto ini ekspor ke berbagai negara, terutama Jamaika. Selain juga ke negara-negara lainnya seperti Brazil, Korea, Perancis, dan lainnya.

"Alhamdulilah sekarang sudah banyak pesanan. Baru saja saya kirim 100 ribu karimba ke Jamaika," kata Supriyanto, saat dikunjungi Bupati Banyuwangi Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, di sela Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), di Desa Aliyan, Kamis (21/4/2022).

Sebelum pandemi, Supriyanto mengatakan bisa mengirim 200 ribu karimba ke luar negeri. Meski kini secara jumlah menurun, yang terpenting sudah kembali rutin ekspor ke luar negeri. Selain itu, menurut Supriyanto, produk buatannya juga kembali banyak dipesan toko-toko di Bali.

Supriyanto menjelaskan usahanya membuat karimba mulai dia rintis pada 2006, dengan bahan baku limbah batok kelapa, beberapa kayu dan jeruji sepeda. Setelah karimba buatannya disukai, Supriyanto juga merambah ke alat musik lainnya seperti boxdrum dan julidu. 

Kini terdapat 8 pekerja yang merupakan pemuda sekitar di bengkel pembuatan alat musik mulik Supriyanto. 

Selain Supriyanto, UMKM lainnya yang mulai bangkit yakni bordir sarung dan mukena  milik Usman, yang lokasinya tak jauh dari bengkel milik Supriyanto.

Kini usaha keluarga itu mulai kembali bangkit. Bordiran sarung dan mukena tersebut, telah dipasarkan di berbagai daerah seperti Malang, Balikpapan, juga ekspor ke Malaysia.

"Karena ini bisnis keluarga, kami biasanya kirim ke Malang tempat saudara saya. Dari situlah mulai disebar, dan hingga ekspor ke Malaysia," kata Usman.

Mekski baru dirintis selama tiga tahun, dan sempat terdampak pandemi Covid-19, kini bordir sarung dan mukena ini kian banyak menerima pesanan. 

Spirit Banyuwangi Rebound

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (Kanan) tinjau UMKM pembuatan bordir mukna dan sarung. (Istimewa)
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (Kanan) tinjau UMKM pembuatan bordir mukna dan sarung. (Istimewa)

Bupati Banyuwangi  Ipuk Fiestiandani bangga dan mengapresiasi semangat dan usaha pantang menyerah pada para pelaku UMKM. "Terima kasih untuk tidak menyerah dengan keadaan," kata Ipuk.

Itulah yang membuat dalam program Bunga Desa, Bupati Ipuk mengusung spirit baru, Banyuwangi Rebound, sebuah gerakan multisektor untuk membawa Banyuwangi untuk bangkit dari dampak pandemi.

"Kami kembali gerakkan program Bunga Desa ini untuk menularkan spirit Banyuwangi Rebound sampai ke desa-desa. Kami ingin mengajak semua bergerak bersama," ungkap Ipuk.

Spirit Banyuwangi Rebound sendiri, lanjut Ipuk, terdiri dari tiga pilar. Mulai dari penanganan pandemi, pemulihan ekonomi, sampai merajut harmoni. Tiga hal inilah yang mewarnai serangkaian agenda Bunga Desa.

"UMKM menjadi bagian penting dalam upaya pemulihan ekonomi. Kami terus mensupport dengan berbagai kebijakan agar pertumbuhan mereka tetap terjaga. Seperti halnya program UMKM naik kelas, gerakan ASN Belanja, bantuan alat usaha, dan berbagai program lainnya," terang Ipuk.

 

Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19
Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya