Saat Kayutangan Heritage Malang Berubah Jadi Lautan Manusia

Pementasan pertunjukan yang melibatkan komunitas kreatif di Kawasan Kayutangan Heritage Malang diharapkan memulihkan sub sektor ekonomi kreatif pasca pandemi ini

oleh Zainul Arifin diperbarui 06 Jun 2022, 08:12 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2022, 08:12 WIB
Saat Kayutangan Heritage Malang Berubah Jadi Lautan Manusia
Ribuan pengunjung penuh sesak di sepanjang kawasan Kayutangan Heritage Malang. Di salah satu destinasi wisata baru Kota Malang ini digelar berbagai pementasan dari komunitas kreatif pada Minggu, 5 Juni 2022 (Liputan6.com/Zainul Arifin) 

Liputan6.com, Malang - Ribuan warga berjejal memenuhi sepanjang kawasan Kayutangan Heritage Malang dari siang hingga malam pada Minggu, 5 Juni 2022. Mengubah salah satu kawasan penting bagian dari sejarah perkembangan kota itu menjadi layaknya lautan manusia.

Mereka berjalan menyusuri jalanan, menikmati kuliner maupun melihat berbagai pementasan seni di kegiatan bertajuk Malang 108 Rise and Shine. Sebuah pegelaran yang melibatkan berbagai komunitas kreatif di sepanjang kawasan Kayutangan Heritage Malang.

Ada komunitas musisi lintas instrumen musik seperti gitar, bass, penggebuk drum yang masing –masing unjuk kebolehan. Ada pula komunitas perupa, seni pertunjukkan, audio visual dan lainnya. Ada juga 40 pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) menjajakan dagangannya.

Nia, salah seorang pengunjung, mengatakan datang berkunjung untuk melepas penat. Apalagi selama lebih dari dua tahun terakhir ini tak ada acara besar akibat pandemi Covid-19. Namun ia kurang begitu puas, sebab tak bisa leluasa melihat beberapa pertunjukan.

“Sayangnya acara ini seperti kurang tertata konsepnya, baik itu pementasan maupun stand kulinernya sehingga pengunjung tak beraturan,” katanya.

Wali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan kegiatan selama satu hari penuh itu diinisiasi dan kolaborasi bersama dari para komunitas kreatif itu. Sedangkan pemerintah kota hanya memfasilitasi acara itu.

“Pemkot hanya membantu sedikit, ini jadi kebangkitan ekonomi kreatif kita setelah dua tahun terdampak pandemi,” kata Sutiaji di Malang.

Animo tinggi masyarakat yang datang berkunjung di luar prediksinya. Sutiaji berharap kawasan Kayutangan Heritage akan rutin digelar kegiatan massal. Bisa tiga kali dalam satu tahun, seperti momen ulang tahun Kota Malang, hari kemerdekaan Indonesia serta pada akhir tahun.

“Harapannya jadi agenda rutin sehingga bisa dikunjungi wisatawan nusantara dan mancanegara. Untuk UMKM yang berdagang diprioritaskan dari Kota Malang sendiri,” ujarnya.

Branding Kayutangan Heritage

Saat Kayutangan Heritage Malang Berubah Jadi Lautan Manusia
Komunitas bassis jadi salah satu komunitas kreatif yang mengisi kegiatan di kawasan Malang Heritage Malang pada Minggu, 5 Juni 2022. Event Malang 108 Rise and Shine mampu menyedot ribuan warga untuk datang berkunjung (Liputan6.com/Zainul Arifin)  

Sutiaji mengatakan soal konsep kegiatan akan terus diavluasi. Termasuk tema bisa saja menyesuaikan dengan lokasi Kayutangan Heritage. “Bertahap menyesuaikan, kan ini kawasan cagar budaya,” kata Sutiaji.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni, mengatakan ada 40 pelaku UMKM yang berdagang saat kegiatan Malang 108 Rise and Shine digelar. Seluruhnya berasal dari kampung Kayutangan sendiri.

“Semangatnya pemberdayaan masyarakat lokal. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menggairahkan subsektor ekonomi kreatif agar kembali bangkit usai pandemi,” ucap Ida.

Kayutangan Heritage dipilih sebagai lokasi gelaran kegiatan bernuansa ekonomi kreatif karena kawasan ini telah menjadi ikon dan tujuan wisata baru di Kota Malang. Bahkan tak menutup kemungkinan pula bakal dimanfaatkan untuk program car free day.

“Kegiatan bernuansa pemberdayaan ekonomi kreatif harus dilaksanakan di sini agar brandingnya dapat,” tuturnya.

Pemerintah Kota Malang pada 2022 ini menargetkan 2 juta wisatawan. Pengaktifan kawasan Kayutangan sebagai pusat keramaian baru diharapkan bisa menarik minat banyak wisatawan. Pada even yang digelar pada Minggu ini saja, diperkirakan ada 5 ribu sampai 7 ribu pengunjung.

“Tentu harapannya bisa berdampak positif pada upaya pemulihan ekonomi kreatif pasca pandemi,” ujar Ida.

Terkait nuansa heritage yang belum begitu menonjol di kawasan ini, Ida Ayu menyebut butuh upaya pelestarian. Bisa pula ada langkah khusus terkait bangunan – bangunan berarsitektur lawas yang terdapat di wilayah ini.

“Bisa saja ke depannya bangunan-bangunan itu dari sisi warna tak terlalu mencolok, agar muncul nuansa heritagenya,” kata Ida.

 

Infografis Candi Prambanan
Infografis Candi Prambanan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya