Lampu Hias dan Tabebuya Tiga Warna Percantik Kayutangan Heritage Malang

Belasan pohon besar dan sudah lama tumbuh di Kayutangan Heritage Malang ditebang dan diganti lampu hias dan Tabebuya

oleh Zainul Arifin diperbarui 24 Des 2021, 12:14 WIB
Diterbitkan 24 Des 2021, 12:14 WIB
Lampu Hias dan Tabebuya Tiga Warna Percantik Kayutangan Heritage Malang Akhir Tahun Ini
Proyek pemasangan lampu hias dan penanaman Tabebuya di kawasan Kayutangan Heritage Malang. Untuk memuluskan proyek ini, belasan pohon yang lama tumbuh di kawasan ini ditebang (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Pedestrian Jalan Kayutangan Malang bakal semakin cantik akhir tahun ini. Deretan lampu hias bernuansa kolonial segera dipasang, pohon Tabebuya juga telah ditanam. Melengkapi bangku taman yang sudah lebih dulu dipasang di kawasan ini.

Total 36 pohon Tabebuya ditanam serta sebanyak 98 lampu hias bernuansa kolonial dipasang di Jalan Kayutangan Malang. Tabebuya dan taman hias itu mengganti 18 pohon besar di sepanjang jalan tersebut yang sebelumnya telah ditebang.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Wahyu Setianto, mengatakan penebangan pohon-pohon lama itu dilakukan karena dinilai kurang sesuai dengan perencanaan penataan kawasan Kayutangan Heritage.

“Di antara pohon lama itu ada tanaman karet yang akarnya bisa menembus bangunan di dekatnya dan ke gorong-gorong. Tapi masih ada tanaman lama yang tak ditebang,” kata Wahyu di Malang.

Ia mengakui Tabebuya dipilih sebab banyak ditanam di berbagai kota seperti Surabaya dan terbukti indah bila bunganya bermekaran. Tabebuya yang ditanam di Kayutangan sudah berusia dewasa dan diharapkan bisa tumbuh lebat dan berbunga.

“Kami beli dalam kondisi besar dan dipangkas rantingnya selagi ini musim hujan sehingga nanti bisa tumbuh lebat. Tabebuyanya tiga warna yakni merah, pink dan kuning,” ujar Wahyu.

Sedangkan lampu taman hias dipilih model kolonial mirip di kawasan Malioboro, Yogyakarta. Pembedanya, pada bagian atas lampu hias di Kayutangan Malang terdapat dua logo singa dan tugu sebagai ciri khas Malang.

“Padu padan antara lampu yang bagus, Tabebuya dan sisa-sisa bangunan peninggalan Belanda itu bisa membuat Kayutangan jadi satu ikon baru,” urai Wahyu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Selesai Akhir Tahun

Mengukur Kualitas Udara di Malang Saat Pandemi Corona Covid-19
Jalan Kayutangan termasuk salah satu kawasan padat lalu lintas dan sibuk di Malang sejak masa kolonial Hindia Belanda. Di sekitarnya terdapat beberapa bangunan berstatus cagar budaya (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Dinas Lingkungan Hidup mengalokasikan anggaran sekitar Rp 120 juta untuk pengadaan 38 pohon Tabebuya dan tanaman hias bunga tersebut. Hampir semua pohon telah ditanam dan sisanya ditarget secepatnya selesai.

Sedangkan untuk lampu taman hias, semula dianggarkan sebesar Rp 2,9 miliar untuk pengadaan sebanyak 150 unit. Namun karena keterbatasan waktu dan dikejar target penyelesaian, hanya bisa terserap sebanyak Rp 1,4 miliar untuk pengadaan 98 unit lampu.

“Pada Jumat ini ada 50 unit lampu datang dan segera dipasang. Karena memang waktu proyek ini mepet, ditarget selesai akhir Desember,” kata Wahyu Setianto.

Pemerintah Kota Malang berharap proyek penataan pedestrian Kayutangan Heritage ini bisa berhasil. Sehingga kawasan ini bisa menjadi salah satu landmark baru. Magnet bagi wisatawan untuk bertandang ke Malang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya