Liputan6.com, Surabaya - PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) menggandeng Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sidoarjo, menyulap Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) menjadi bahan bakar cofiring di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Awar-Awar dan PLTU Paiton.
Baca Juga
Direktur Operasi II PT PJB Rachmanoe Indarto menyatakan, sinergi pengelolaan sampah telah diinisiasi sejak awal 2022.
Advertisement
"Hal ini membuktikan dengan sinergi antara PJB dan pemerintah daerah mampu mengolah sampah residu menjadi bahan bakar alternatif di PLTU," ujarnya, ditulis Sabtu (15/7/2022).
Pihaknya mendorong tercapainya bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di 2025. Salah satu upayanya adalah pemanfaatan biomassa menjadi bahan bakar cofiring sejak 2017.
"Terima kasih saya ucapkan kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo atas sinergi yang baik ini. Melalui sinergi ini juga akan dapat mengatasi permasalahan sampah di Sidoarjo," ucapnya.
Guna memperoleh pasokan BBJP, kata Rachmanoe, pihaknya menjalin kerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah di antaranya dengan Pemkab Sidoarjo, Pemkab Tuban dan Pemkab Indramayu.
"Kerja sama tersebut telah direalisasikan melalui penandatanganan nota kesepakatan bersama DLH Kab Indramayu dan Bupati Tuban pada Kamis 30 Juni kemarin di dua lokasi," ujarnya.
"Yaitu seminar Bioenergi Pencapaian Sustainablity Pasokan Bahan Bakar Cofiring dan Pembangkit Bioenergi PLN di Bali dan Peringatan Puncak Hari Lingkungan Hidup di Tuban," imbuh Rachmanoe.
Riset dan Pengujian
PJB selama ini telah melakukan riset dan pengujian keamanan pemanfaatan BBJP di PLTU, mitigasi resiko telah dipetakan dan selanjutnya akan siap sebagai offtaker BBJP produksi DLH Sidoarjo.
"Hal ini adalah bentuk komitmen PLN Group dalam membantu mengatasi problematika sampah, mendukung lingkungan bersih dan sehat serta mendorong terjemahan konsep waste to fuel into reality," ucap Rachmanoe.
Secara umum untuk cofiring BBJP satu persen di PLTU Tanjung Awar-Awar dengan kapasitas 2 x 350MW dengan konsumsi batubara mencapai 8000 ton/ hari akan mampu menyerap sekitar 80 ton/ hari.
"Kami berharap proses pengolahan sampah menjadi BBJP bisa berjalan dengan baik, sehingga kontinuitas pasokan bisa berjalan lancar dan memberikan solusi dalam energi bersih di masa depan," ujar Rachmanoe.
Advertisement