Sejumlah Perahu Nelayan Payangan Jember Rusak Terdampak Gelombang Pasang

Menurut Ashari, perahu yang digunakan setiap hari untuk melaut rusak setelah berbenturan dengan perahu lainya. Padahal, sebelum ada gelombang pasang perahunya diparkir cukup jauh dari muara sungai.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 03 Sep 2022, 22:18 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2022, 22:18 WIB
Ilustrasi perahu nelayan rusak di Jember (Istimewa)
Ilustrasi perahu nelayan rusak di Jember (Istimewa)

Liputan6.com, Jember Gelombang pasang masih melanda Pantai Payangan Jember dalam beberapa hari ini. Akibatnya banyak perahu nelayan di pinggir pantai rusak akibat diterjang gelombang besar. Perahu rusak akibat berbenturan satu sama lainya.

“Jukung yang parkir jauh dari muara sungai juga kena imbas juga akibat gelombang besar ini,” kata Ashari salah satu nelayan setempat, Jumat (02/8/2022).

Salah satunya perahu yang terdampak yaitu milik Bahroji. Menurut Ashari, perahu yang digunakan setiap hari untuk melaut rusak setelah berbenturan dengan perahu lainya. Padahal, sebelum ada gelombang pasang perahunya diparkir cukup jauh dari muara sungai.

"Gelombangnya cukup besar, sehinga perahu pak Bahroji terseret dan berpindah dari tempat awal,”tambah Ashari.

Sejumlah nelayan akhirnya berinisiatif memasang tali yang ujungnya dipasangi jangkar. Di sisi lain, nelayan juga memasang patok sebagai tambatan.  Hal ini dilakukan agar perahu tidak sampai terseret ke tengah muara dan rusak.

“Ini kita lakukan untuk menghindari kerusakan yang cukup parah lagi akibat benturan. Karena kondisi gelombang laut masih cukup tinggi. Ini kayaknya hingga beberapa hari ke depan,” tambahnya.

Pemilik perahu lainya, Bahroji, mengatakan, perahunya sudah parkir jauh dari muara sungai. Karena dia sudah enam bulan tidak melaut. Tapi ketiga gelombang tinggi, dia mendapat laporan dari nelayan lainya bahwa perahu miliknya terseret ke tengah muara.

Pasang Jangkar

"Akhirnya terpaksa saya pasang jangkar dan tali agar tidak terseret ke tengah lagi. Karena masih ada kemungkinan gelombang pasang terjadi lagi,” katanya.

Tingginya gelombang laut di pantai selatan Jawa, memaksa para nelayan  berhenti melaut. Nelayan memilih memarkir perahunya di sekitar muara sungai hingga cuaca Kembali normal.

"Gelombang masih cukup tinggi jadi kami terpaksa ga berani melaut. Perahu saya parkir di pingiran muara agar aman," pungkas Ashari.

 

Infografis Laut Cina Selatan
Kepulauan Natuna terancam oleh konflik saling klaim Laut Cina Selatan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya