Liputan6.com, Banyuwangi - Sebuah pohon kelapa tumbang menimpa bangunan rumah milik Siti Aminah (43) di Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.
Bangunan yang rusak adalah dapur. Saat kejadian ia tengah memasak. Beruntung saat itu ia berhasil selamat.
Siti mengatakan waktu itu ia berencana menyiapkan makan siang untuk suami dan empat anaknya yang sedang pergi salat Jumat. Saat masih mengurus beberapa hal di dalam dapur, Siti tiba-tiba terpikir keluar rumah untuk mencuci daun singkong.
Advertisement
Baru saja kakinya beranjak meninggalkan dapur, suara gemuruh terdengar. Pohon kepala yang berada di belakang rumah roboh. Pohon itu menindihi bangunan dapur rumahnya yang terbuat dari kayu. Seketika, bangunan rata dengan tanah.
"Itu waktu saya baru saja keluar dapur," kata Siti.
Pohon yang roboh berada di lahan kebun kelapa milik orang lain. Pohon itu tumbang setelah tertiup angin.
"Tapi anginnya tidak begitu kencang. Angin kencang justru sebelumnya, sekitar pukul 10.00 WIB," lanjut Siti.
Kejadian itu sempat membuat Siti syok. Ia bersyukur selamat dari kejadian itu. Pun demikian dengan suaminya, Suman (50), dan empat anaknya.
Tapi, Siti dan keluarganya kini gelisah. Rusaknya dapur membuat ia tak bisa memasak. Belum lagi, masih banyak pohon kelapa belakang rumahnya.
"Ya khawatir kalau tumbang lagi. Dan binggung juga mau masak di mana setelah ini," lanjut Siti.
Jumat sore, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi telah datang ke lokasi.
Petugas bersama warga membersihkan material bekas pohon ambruk. Petugas juga berusaha mendiskusikan persoalan pohon kelapa yang masih berdiri agar tak membahayakan ketika angin datang.
Menurut Suman, angin kencang terjadi di wilayah Kampunganyar dalam beberapa tahun terakhir.
"Kemarin juga angin kencang. Beberapa hari ini sering angin kencang," kata Suman.
Waspada Angin Kencang
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi angin kencang masih akan melanda Banyuwangi hingga 2 mendatang. Warga diminta untuk waspada dan berhati-hati.
Prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Banyuwangi, Anjar Trionohadi mengatakan, kondisi ini disebabkan adanya tekanan udara lemah, yang mengakibatkan tingginya kecepatan angin yang bisa mencapai 30 knot atau setara dengan 55 kilometer perjam.
"Kami imbau kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi angin kencang ini, dengan memangkan pohon yang terlalu rindang, dan menjauhi pohon tua dan lapuk, saat berada di jalan," ungakp Anjar,
Selain angin kencang potensi gelombang tinggi juga patut diwaspadai nelayan. Angin kecang yang muncul bisa mempengaruhi ketinggian gelombang di laut, yang berpotensi terjadi hingga 6 meter, utamanya di laut selatan Jawa.
"Untuk tinggi gelombang di Selatan Jawa masih berpotensi mencapai 6 meter, dampak potensi fenomena angin kecang yang terjadi," jelas Anjar.
Â
Advertisement