Profil Declan Rice
Declan Rice merupakan pesepakbola profesional asal Inggris yang saat ini memperkuat West Ham United. Lahir di Kingston upon Thames pada 14 Januari 1999, Rice memiliki darah keturunan Irlandia dan Inggris.
Darah Irlandia Rice berasal dari Sang Ayah, Sean Rice, yang kebetulan dibesarkan Kota Cork, Irlandia. Sementara, darah Inggris yang mengalir di tubuh Rice berasal dari Sang Ibu, Teresa Rice.
Pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan ini adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Rice memiliki dua saudara laki-laki yang masing-masing bernama Connor Rice dan Jordan Rice.
Masa Kecil Declan Rice
Sejak belia, keluarga Rice memang sudah akrab dengan segala hal yang berbentuk bulat atau bola. Rice bahkan memiliki hobi memegang berbagai jenis bola sejak usianya masih genap dua tahun. Beberapa jenis bola seperti bola tenis, bola basket, hingga bola yang digunakan untuk bermain bola menjadi benda andalan yang dimainkan Rice.
Sehingga, mulai saat itu, Sang Ayah mengasumsikan bahwa Rice memiliki kecerdasan di bidang permainan yang memanfaatkan sebuah bola. Alhasil, Sang Ayah, kerap membawa Rice ke taman bermain di dekat rumahnya guna bermain permainan yang menggunakan sebuah bola, baik itu bermain menggunakan tangan atau menendangnya menggunakan kaki.
Ketika berumur enam tahun, Rice yang akrab dengan kedua saudaranya memilih untuk mengikuti kegiatan mereka kala bermain di luar rumah. Baik Connor dan Jordan, kebetulan sama-sama menyukai olahraga sepak bola, namun karena tidak ada lapangan besar, mereka berdua biasanya memainkan olahraga futsal di lapangan terdekat.
Rice yang memiliki umur tak terpaut jauh dari kedua saudaranya memutuskan untuk ikut bermain futsal bersama mereka. Tapi, karena Rice dianggap masih kecil, banyak rekan Connor dan Jordan meremehkan kemampuan Rice.
Rice sendiri sejatinya tidak begitu percaya diri bermain futsal dengan orang-orang yang lebih tua dibanding usianya. Namun, semua itu berubah ketika Rice mampu menggiring dan merebut bola dari kaki lawan. Beberapa rekan Connor dan Jordan bahkan begitu kaget bahwa Rice ternyata memiliki bakat terpendam dalam mengolah si kulit bundar.
Tidak Memiliki Niat Khusus
Meski memiliki bakat alamiah sejak kecil, tetapi Rice tidak seperti pemain sepak bola pada umumnya, ia tidak terlalu berminat untuk mengikuti akademi sepak bola. Hal ini disebabkan karena kedua kakaknya pernah mengalami kejadian kurang mengengakkan saat mengikuti akademi sepak bola lokal di sekitar rumahnya.
Rice mengungkap, Jordan Rice pernah mengalami cedera ketika bertanding bersama klub lokal yang dibela. Alhasil, Connor Rice, yang sama-sama mengikuti akademi sepak bola lokal waktu itu, memilih mengurangi intensitas bermain sepak bola. Connor bahkan kehilangan antusiasme untuk berlatih pasca kejadian yang menimpa Jordan.
Alhasil, keluarga Rice, terutama Sang Ayah memilih untuk tidak mendorong saya mengikuti sekolah sepak bola. Disisi lain, Rice kecil yang tidak tahu apa-apa, hanya mengikuti perkataan Sang Ayah. Dimana, Sang Ayah meminta Rice untuk menikmati masa kecilnya dengan menghabiskan waktu bersama rekan sebayanya.
Tawaran dari Akademi Chelsea
Langkah Rice untuk menimba ilmu di sekolah sepak bola berawal dari sepupunya yang kebetulan memiliki minat besar dalam bidang sepak bola. Rice pun dibujuk untuk mengikuti jejaknya berlatih di Akademi Chelsea.
Namun, karena Akademi Chelsea bukanlah sekolah sepak bola layaknya tim lokal, sehingga Rice perlu menunjukkan kemampuannya dengan mengikuti kompetisi atau memulainya dari akademi sepak bola lokal.
Namun, Rice yang memang tidak didukung akan hal tersebut hanya bisa menunggu kesempatan atau sebuah momen yang bisa mengantarkannya masuk ke Akademi Chelsea. Benar saja, tak lama kemudian, ada sebuah pra-trial yang dibuka Akademi Chelsea. Rice yang memiliki minat tinggi itu akhirnya ikut ambil bagian dalam pra-trial tersebut.
Rice yang memang memiliki bakat di bidang sepak bola tampaknya tak terlalu sulit untuk menjadi perhatian para pelatih Akademi Chelsea. Selang beberapa waktu kemudian, Rice pun dinyatakan lolos seleksi dan berhak menimba ilmu di Akademi Chelsea saat usianya genap tujuh tahun.
Pindah ke Akademi West Ham United
Ketika pertama kali menimba ilmu di Akademi Chelsea pada 2006, Rice mulai mempelajari banyak hal. Terutama teknik-teknik dasar bermain sepak bola, sebab Rice tidak pernah mengenyam sekolah sepak bola. Alhasil, Rice memiliki banyak kekurangan yang harus dikebut guna mengejar ketertinggalan.
Walau berbakat, Rice sendiri mengaku sempat tidak percaya diri untuk menimba ilmu di Akademi Chelsea. Apalagi, akademi ini adalah sekolah sepak bola populer dan salah satu yang terbsesar di tanah Inggris.
Rice pun mencoba bangkit dan mengikuti setiap pelajaran yang diajarkan di Akademi Chelsea. Bahkan permainannya sempat meningkat tajam dan masuk ke dalam tim yang mengikuti kompetisi U-14.
Namun, usai mengikuti beberapa kompetisi, Rice mulai ragu dengan kemampuannya. Permaiannnya pun cenderung stagnan dan mulai menunjukkan grafik penurunan. Alhasil, karena peraturan yang cukup ketat di Akademi Chelsea, Rice pun dikeluarkan secara terhormat dan berhak untuk mencari akademi anyar yang dapat ia jadikan sebagai pelabuhan baru.
Akhirnya pada 2013 Rice memulai perjalanan barunya bersama Akademi West Ham United. Rice lolos dalam tahap uji coba yang digelar oleh klub dan berhak untuk melanjutkan pembelajarannya di akademi tersebut.
Meski tidak mudah awalnya, sebab Rice harus menguatkan dirinya usai didepak dari Akademi Chelsea dan mentalnya cukup anjlok, tetapi pemain bertinggi 185 cm itu mampu melewati fase sulitnya. Ia bertekad menunjukkan kemampuan terbaik bersama Akademi West Ham United dan termotivasi untuk menunjukkan kepada eks akademinya bahwa dirinya bisa bangkit serta mampu tampil lebih baik.
Bermain di Liga Inggris
Benar saja, Rice berhasil menunjukkan progress yang luar biasa meski usianya saat itu baru menginjak 14 tahun. Ia bahkan langsung memperkuat tim U-18 dan U-23 sejak 2015. Tentu hal ini merupakan prestasi yang membanggakan, sebab Rice sudah dipercaya bermain secara reguler.
Tak hanya itu, ketika membela West Ham United U-23, Rice juga didapuk sebagai kapten tim dari 13 pertandingan yang dilakoni di Divisi Dua Premiere League 2. Dengan diberinya kepercayaan sebagai kapten tim, tentu membuka peluang Rice dalam melebarkan kariernya di West Ham United.
Akhirnya, pada Liga Inggris musim 2016/17, Rice diberi kesempatan untuk tampil bersama tim utama. Debut perdananya bersama West Ham United terjadi pada 21 Mei 2017. Saat itu, Rice masuk sebagai pemain pengganti ketika The Hammer menang 2-1 atas Burnley.
Meski hanya bermain di dalam satu pertandingan pada musim debutnya, tetapi hal tersebut menjadi jalan bagi Rice untuk menjadi pemain reguler di West Ham United. Semua itu bermula ketika Rice bermain di dalam beberapa pertandingan pra-musim 2017/18. Rice yang diplot sebagai gelandang bertahan ternyata cukup kokoh menjaga bola di lini tengah.
Manajer West Ham United saat itu, Slaven Balic pun tak ragu memasukkan nama Rice secara permanen di tim utama. Slaven melihat bakat Rice yang dinilai mampu membantu West Ham United bertahan dari gempuran musuh.
Meski pada awal musim 2017/18 The Hammer harus terpuruk di papan bawah klasemen Liga Inggris, tetapi kedatangan David Moyes di pertengahan musim membuat West Ham United bangkit. Rice pun tetap masuk ke dalam skema permainan Moyes dan sukses mencatatkan 26 pertandingan di berbagai kompetisi.
Seiring berjalannya waktu, penampilan Rice semakin solid. Apalagi usia Rice pun semakin matang dan mampu membaca arah jalannya pertandingan. Terlebih, usai tampil apik bersama Timnas Inggris di ajang Euro 2020. Nama Rice langsung mencuat dan diincar beberapa klub Liga Inggris.