WHO: Penyebaran Varian Omicron Lebih Cepat dari Delta
Virus Corona yang tengah jadi perhatian dunia saat ini yakni Varian Omicron menyebar lebih cepat daripada varian Delta, dan menyebabkan infeksi pada orang yang sudah divaksinasi atau yang telah pulih dari penyakit COVID-19, kata kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin 20 Desember 2021.
Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan menambahkan bahwa "tidak bijaksana" untuk menyimpulkan dari bukti awal bahwa Omicron adalah varian yang lebih ringan dari yang sebelumnya. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Selasa (21/12/2021).
Varian baru COVID-19Â ini berhasil menghindari beberapa respons imun, katanya, yang berarti bahwa program booster yang diluncurkan di banyak negara harus ditargetkan pada orang dengan sistem kekebalan yang lebih lemah.
"Sekarang ada bukti yang konsisten bahwa Omicron menyebar secara signifikan lebih cepat daripada varian Delta," kata direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pengarahan tersebut.
"Dan kemungkinan besar orang yang divaksinasi atau pulih dari COVID-19 dapat terinfeksi atau terinfeksi ulang," kata Tedros.
Â
Antibodi Ini Disebut Ampuh Lawan Omicron?
 AstraZeneca baru saja mengumumkan antibodi yang dikembangkannya, yakni AZD7442 mampu mempertahankan aktivitas terhadap varian Omicron SARS-CoV-2 B.1.1.529. Hal itu didasarkan pada data penelitian praklinis terbaru.
Untuk diketahui, AZD7442 merupakan kombinasi long-acting antibody tixagevimab dikemas bersama cilgavimab. Adapun penelitian dilakukan ini secara independen oleh peneliti di Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi Amerika Serikat, FDA (Food and Drug Administration).
Sementara IC50 AZD7442 untuk galur asli SARS-CoV-2, yang sebelumnya disebut galur Wuhan, masing-masing sekitar 1,3 ng/ml dan 1,5 ng/ml.
Selain itu, data awal yang dihasilkan dari pengujian pseudovirus pada protein spike varian Omicron penuh terhadap tixagevimab dan cilgavimab. Data itu menambah bukti praklinis AZD7442 mempertahankan aktivitas terahdap varian of concern yang diuji saat ini.
"Studi ini menunjukkan AZD7442 mempertahankan aktivitas netralisasi terhadap varian Omicron. Dengan menggabungkan dua antibodi kuat dari aktivitas berbeda dan saling melengkapi untuk melawan virus SARS-CoV-2, AZD7442 dirancang untuk menghindari potensi resistensi dengan munculnya varian baru," tutur Executive Vice President BioPharmaceuticals R&D AstraZeneca, Mene Pangalos dalam keterangan resminya, Rabu (22/12/2021).
Untuk saat ini, AstraZeneca pun terus mengumpulkan data lebih lanjut untuk memahami implikasinya dalam praktik klinis. Analisis tambahan untuk mengevaluasi AZD7442 terhadap varian Omicron sedang dilakukan AstraZeneca bersama laboratorium pihak ketiga.