Harga Minyak Turun di Bawah USD 78 Imbas Penyebaran Omicron

Harga minyak mentah Brent turun 42 sen atau 0,5 persen menjadi USD 77,36 per barel, setelah sebelumnya naik setinggi USD 79,05.

oleh Arief Rahman H diperbarui 04 Jan 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak
Ilustrasi Harga Minyak

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak tergelincir di bawah USD 78 per barel pada perdagangan Senin karena OPEC+ tampaknya akan menyetujui peningkatan produksi minyak lebih lanjut.

Selain itu, kekhawatiran tetap ada tentang dampak permintaan dari meningkatnya kasus virus corona, meskipun ada harapan pemulihan lebih lanjut pada 2022. OPEC dan sekutunya, atau OPEC+, diperkirakan akan menyetujui kenaikan produksi minyak.

Dikutip dari CNBC, Selasa (4/1/2022), harga minyak mentah Brent turun 42 sen atau 0,5 persen menjadi USD 77,36 per barel, setelah sebelumnya naik setinggi USD 79,05.

Sedangakan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 52 sen atau 0,7 persen menjadi USD 74,69.

Varian virus corona omicron telah membawa rekor jumlah kasus dan mengurangi perayaan Tahun Baru di seluruh dunia, dengan lebih dari 4.000 penerbangan dibatalkan pada hari Minggu.

“Tingkat infeksi meningkat secara global, pembatasan diberlakukan di beberapa negara, sektor perjalanan udara, antara lain, menderita, namun optimisme investor nyata,” kata Tamas Varga dari broker minyak PVM.

“Singkatnya, 2021 menunjukkan bahwa perang melawan virus corona adalah perang yang dapat dimenangkan meskipun jalan menuju kemenangan 'diaspal' dengan tikungan dan belokan yang tidak terduga," kata dia

Banyak sekolah AS yang biasanya akan menyambut siswa kembali ke ruang kelas pada hari Senin menunda tanggal mereka memulia belajar mengajar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Prediksi Harga Minyak

Harga Minyak Jatuh Gara-gara Yunani
Harga minyak mentah acuan AS turun 7,7 persen menjadi US$ 52,53 per barel dipicu sentimen krisis penyelesaian utang Yunani.

Minyak memperoleh beberapa dukungan di awal sesi dari pemadaman di Libya. Produksi minyak akan dipotong 200.000 barel per hari selama seminggu karena pemeliharaan pipa.

Tahun lalu, Brent naik 50 persen, didorong oleh pemulihan global dari pandemi COVID-19 dan pengurangan pasokan OPEC+, bahkan ketika infeksi mencapai rekor tertinggi di seluruh dunia.

Namun demikiain, beberapa analis melihat lebih banyak keuntungan untuk harga minyak pada 2022 ini.

“Harga minyak mentah dan produk minyak harus mendapat manfaat dari permintaan minyak yang bergerak di atas level 2019. Kami memperkirakan Brent akan naik ke kisaran USD 80–USD 90 pada tahun 2022," tutup sebuah laporan dari analis UBS termasuk Giovanni Staunovo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya