Menerawang Masa Depan WhatsApp Pasca Dibeli Facebook

Pasca dibeli Facebook, WhatsApp diharapkan menjadi aplikasi bisnis yang menguntungkan dan menghubungkan sekitar dua per tiga penduduk dunia.

oleh Iskandar diperbarui 07 Mar 2014, 07:15 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2014, 07:15 WIB
Intip Masa Depan WhatsApp Pasca Dibeli Facebook
theshake.com.au

Liputan6.com, Jakarta Kabar akuisisi WhatsApp atas Facebook memang menggeparkan pelaku industri teknologi. Bukan hanya dari nilai transaksinya saja yang mencapai US$ 19 milyar atau sekitar Rp 223 triliun, tetapi juga menyangkut masa depan aplikasi instan ini.

Pasca dibeli Facebook, banyak pihak memprediksi WhatsApp akan mengubah sistem layanannya. Namun Co-Founder WhatsApp, Jan Koum menjamin tidak akan ada yang berubah dari layanan chatting yang sudah memperoleh sekitar 430 juta pengguna aktif itu.

"Tidak akan pernah ada kemitraan antara dua perusahaan jika harus berkompromi pada prinsip-prinsip inti yang menjadi identitas perusahaan. Kami tidak akan pernah berubah," tulis Koum di blog pribadinya.


Langkah Awal Untuk Masa Depan
Dalam postingan blog-nya, Koum juga memuji tim kecil WhatsApp yang hanya terdiri dari 53 karyawan. Pasalnya dalam waktu hanya lima tahun, mereka mampu menghubungkan lebih dari 430 juta pengguna bulanan aktif di seluruh dunia, dengan pengguna aktif per hari mencapai 320 juta.

Sejalan dengan Koum, Facebook juga berjanji tidak akan menaruh iklan pada aplikasi pesan instan itu, seperti yang terjadi pada Instagram. Menurut pendiri Facebook Mark Zuckerberg, prioritas kerja sama ini lebih kepada mengembangkan Facebook dan WhatsApp sebagai sarana komunikasi.

Dengan kerjasama ini Zuckerberg berharap WhatsApp akan menjadi aplikasi bisnis yang menguntungkan. Zuckerberg dan Koum menilai bahwa kerjasama ini merupakan langkah awal untuk tumbuh lebih besar di masa depan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Next


Hubungkan Dua Per Tiga Penduduk Dunia
Ambisi tersebut diharapkan akan terwujud melalui berbagai layanan yang ditawarkan Facebook, seperti Paper yang belum lama ini dirilis, Facebook Messenger, dan Instagram. Facebook memiliki tujuan utama menghubungkan sekitar dua per tiga penduduk dunia yang saat ini masih belum tersentuh oleh Internet.

Kini dengan mengakuisisi WhatsApp, Facebook berharap langkah tersebut bisa mempercepat tercapainya target tersebut. Investasi yang dikeluarkan Facebook untuk membeli WhatsApp diharapkan bisa membawa layanan Facebook ke pasar di mana bisnis mobile akan berkembang di masa mendatang.

Pasar mobile memang diprediksi akan semakin tumbuh. Bahkan sejumlah produsen smartphone dan prosesor pun mengakui hal itu. Asia, Afrika, dan Amerika Selatan disinyalir sebagai pasar yang menjanjikan - di wilayah itulah WhatsApp memiliki pasar yang besar.


Data Privasi Terancam?
Meski demikian, sejumlah pengguna WhatsApp banyak yang khawatir akan isu keamanan terkait data privasinya, terutama nomor telepon. Seperti yang diketahui, WhatsApp menggunakan nomor telepon seluler sebagai identitas pengguna.

Mengutip laman Read Write, Facebook kini memiliki akses ke semua data pengguna WhatsApp, seperti nomor telepon, buku alamat, informasi pembayaran, dan sebagainya.

Namun, baik Facebook maupun WhatsApp kembali menegaskan, keduanya tetap merupakan perusahaan independen. Jika benar demikian, maka pengguna WhatsApp tak perlu khawatir akan masalah privasi mereka.

Baca juga:
WhatsApp Sukses Berkat Kesederhanaannya
Cerita Unik di Balik Akuisisi Facebook Atas WhatsApp
WhatsApp Lahir Dari `Rasa Benci` Terhadap Password
WhatsApp: Pesan Instan Terpopuler Yang Anti-Iklan
WhatsApp Mulanya Cuma Dipakai Untuk Update Status
Pendiri WhatsApp, Meniti Karir Dari Tukang Sapu Hingga Hacker

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya