Layanan Telepon Ngadat Karena `Perang` Layanan Data?

Penurunan kualitas layanan telepon adalah salah satu konsekuensi yang harus dihadapi akibat operator mengedepankan kualitas layanan data.

oleh Adhi Maulana diperbarui 02 Des 2014, 08:42 WIB
Diterbitkan 02 Des 2014, 08:42 WIB
Radiasi Ponsel 2
ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta - Sektor layanan data internet kini telah menjadi sumber utama keuntungan para penyedia layanan komunikasi (operator) seluler di Indonesia. Hal ini terjadi seiring dengan pesatnya pertumbuhan pengguna perangkat mobile di Tanah Air.

Menurut data yang dirilis Yahoo dan Mindshare, hingga akhir 2013 ada sekitar 41,3 juta pengguna smartphone dan 6 juta pengguna tablet di Indonesia. Dengan kondisi ini, para operator tentunya berlomba-lomba untuk menghadirkan layanan data internet terbaik bagi pelangganya.

Namun sayang, peningkatan kualitas layanan data internet tampaknya harus 'mengorbankan' layanan panggilan telepon yang dikabarkan mulai terasa bermasalah. Tak sedikit pelanggan yang merasa terganggu dan mengeluh belakangan ini karena panggilan telepon yang dilakukan kerap terputus-putus, atau sulitnya melakukan penggilan telepon.  

Secara teknis, menurut pengamat IT dan telekomunikasi Teguh Prasetya, penurunan kualitas layanan telepon merupakan salah satu konsekuensi yang harus dihadapi akibat operator lebih mengedepankan kualitas layanan data.

"Secara teknis bisa dikarenakan slot di BTS untuk layanan data melebihi batas dan hanya menyediakan sedikit slot untuk meng-cover layanan telepon. Namanya teknologi berbasis radio kan harus sharing. Kalau pengguna datanya penuh, panggilan suara jadi tidak kebagian," jelas Teguh saat dihubungi tim Tekno Liputan6.com lewat sambungan telepon.

Lebih lanjut ia menjelaskan, persaingan promosi layanan data yang terlalu jor-joran juga bisa menjadi penyebab utama menurunnya kualitas layanan telepon.

"Kalau operatornya masih terus perang harga, murah-murahan harga paket layanan data, kondisi ini mungkin akan terus terjadi. Pengguna ditawarkan promo paket layanan data internet gratis misalnya, ya pastinya layanan tersebut akan digunakan terus menerus. Dampaknya slot untuk layanan panggilan telepon habis dan terganggu pada akhirnya," lanjut Teguh.

Meski begitu, Teguh juga tidak mengatakan bahwa operator melupakan kualitas layanan telepon demi layanan data internet. Tidak meratanya jumlah dan coverage BTS di wilayah-wilayah tertentu diyakini masih menjadi penyebab utama buruknya kualitas layanan telepon.

Promo layanan data murah memang menjadi daya tarik utama sebuah brand operator seluler. Tentunya ini sangat menggiurkan bagi para pelanggan. Menurut data yang dimilik Ericsson, di tahun 2013 kemarin rata-rata pengguna smartphone di Indonesia menggunakan data internet sebesar 0,6 GB per bulannya, sementara pengguna tablet mencapai 1 GB per bulannya.

Dalam lima tahun ke depan, besaran data internet yang digunakan para pemilik perangkat mobile Tanah Air diperkirakan akan semakin melonjak. Di tahun 2019 nanti, Ericsson memprediksi rata-rata pengguna smartphone akan menggunakan data internet sebesar 2,2 GB per bulan, sedangkan tablet mencapai 4,5 GB. (dhi/dew)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya