Dari 50 Negara, RI Masuk Posisi 41 untuk Transformasi Digital

Indonesia masuk posisi 41 dengan nilai 34 dalam global connectivity index (GCI) pada 2015 yang dikeluarkan Huawei.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Apr 2015, 12:10 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2015, 12:10 WIB
Dari 50 Negara, RI Masuk Posisi 41 untuk Transformasi Digital
Indonesia masuk posisi 41 dengan nilai 34 dalam indeks global connectivity global (CGI) pada 2015 yang dikeluarkan Huawei.

Liputan6.com, Shenzhen - Indonesia masuk posisi 41 dengan nilai 34 dalam global connectivity index (GCI) pada 2015. Menurut Huawei, posisi Indonesia ini baru masuk tahap pemula.

Indeks ini mengukur 50 negara dari konektivitas, penggunaan information, communication and technology (ICT), digital transformasi, penyedia transformasi, dan rencana ICT bagi pembuat kebijakan untuk mendorong ekonomi digital.

Peringkat Indonesia ini disebut tidak terlalu buruk bila dibandingkan Vietnam yang berada di posisi 45 dengan nilai 33 untuk kawasan Asia. Akan tetapi, posisi Indonesia masih di bawah Malaysia dan Thailand.

Malaysia berada di posisi 28 dengan nilai 42 dan Thailand 31 dengan 42. Bahkan Indonesia masih sangat jauh bila dibandingkan Singapura yang berada di posisi 3 dengan nilai 81.

Menurut GCI 2015, realisasi investasi ICT dengan produk domestik bruto (PDB) memiliki relasi kuat. Realisasi investasi besar untuk ICT maka berdampak positif untuk PDB suatu negara itu.

Posisi Indonesia yang tak terlalu buruk ini juga didukung dari total investasi Indonesia untuk ICT. Total investasi Indonesia untuk ICT berada di posisi kesembilan.

Data GCI menunjukkan, pertumbuhan investasi sekitar 20 persen untuk ICT bakal meningkatkan pertumbuhan PDB suatu negara sekitar 1 persen. Investasi tersebut meliputi data center, cloud services, big data, broadband, dan Internet of Things.

Para pemangku kepentingan pun diimbau untuk berinvestasi sehingga mendorong transformasi ekonomi lebih efisien di era digital.

"Kita sekarang di bagian era baru resolusi dari komunitas tradisional menjadi komunitas informasi. Ini membuka jalan untuk bekerja, hidup, dan belajar secara berbeda dari sebelumnya. Individu menjadi lebih bergantung pada internet. Mereka membutuhkan pengalaman disebut ROAD yaitu real time, on demand, all online, DIY dan social," ujar William Xu, Chief Strategy Marketing Officer Huawei, Selasa (21/4/2015) di Shenzhen, China.

Sementara itu, negara berkembang seperti China, Indonesia, dan Brazil dalam 10 tahun mendatang juga akan lebih menikmati perkembangan transformasi digital ketimbang negara maju lainnya yang sudah matang ICT-nya. Ini karena pertumbuhan investasi ICT, kerja ICT, dan populasi konsumsi data lebih besar.

Akan tetapi, negara berkembang itu penting untuk mengembangkan komponen GCI-nya agar mengambil keuntungan itu.

(ahm/isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya