Liputan6.com, Jakarta - Kisah mengenai seseorang yang menyimpan otaknya untuk kemudian dapat dihidupkan kembali di masa depan, tampaknya hanya terjadi di kisah-kisah sains fiksi.
Namun tidak demikian dengan seorang penulis asal Cina bernama Du Hong, yang dikabarkan telah membekukan otaknya agar dapat dihidupkan kembali kesadarannya di masa depan.
Laman Digital Trends yang dikutip Sabtu (26/9/2015) melansir, menurut Hong yang telah bekerja sama dengan Alcor Life Extension Foundation di Arizona, pembekuan otak ini dilakukan karena proses penghidupan kembali kesadarannya belum dapat dilakukan dengan teknologi yang ada sekarang ini.
Oleh karena itu, Hong memilih membekukan otaknya dengan harapan teknologi di masa depan dapat memungkinkan proses penghidupan kembali kesadarannya.
Langkah ini dipilih Hong sebelum kematiannya pada Mei lalu akibat penyakit kanker pankreas. Namun, awalnya tidak serta merta pilihan Hong ini disanggupi oleh Alcor.
Sebelumnya telah dilakukan beberapa prosedur untuk menyatakan bahwa otak Hong dapat disimpan melalui proses pembekuan yang dikenal dengan nama cryogenics itu.
Meski setuju untuk membekukan otak Hong, Alcor menjelaskan bahwa itu bukanlah satu-satunya cara untuk dapat menghidupkan Hong kembali di masa depan.
Hong sendiri juga sadar bahwa usaha (penghidupan kembali otaknya) tersebut belum tentu bisa dilakukan hingga 50 tahun ke depan. Namun, seperti yang diungkapkan oleh menantunya, Hong tetap melakukan hal tersebut dengan alasan otaknya dapat digunakan sebagai bahan percobaan.
Di sisi lain, beberapa opini dari para ahli menyebutkan bahwa menghidupkan orang dengan teknologi cryogenics sangat tak mungkin dilakukan untuk saat ini.
Pun demikian, keluarga Hong masih tetap optimistis bahwa akan ada teknologi di masa depan yang mampu menghidupkan kembali Hong melalui otaknya yang telah dibekukan.
(dam/cas)