Erik Meijer, 'Pilot' Baru TelkomTelstra Pacu Bisnis 'Awan'

Lewat TelkomTelstra, Erik Meijer berupaya mendorong layanan cloud dan managed service di Indonesia.

oleh Corry Anestia diperbarui 12 Mar 2016, 15:29 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2016, 15:29 WIB
Erik Meijer
Erik Meijer, resmi menjabat sebagai President Director & CEO Telkomtelstra sejak awal Desember 2015 lalu. (Liputan6.com/Corry Anestia)

Liputan6.com, Jakarta - Sempat malang melintang di industri telekomunikasi, Erik Meijer akhirnya berlabuh ke perusahaan penyedia solusi IT, yakni TelkomTelstra. Pria berkebangsaan Belanda ini resmi didapuk sebagai President Director & CEO TelkomTelstra per Desember tahun lalu. 

Mungkin belum banyak yang tahu, TelkomTelstra terbentuk atas kesepakatan joint venture (perusahaan patungan) antara Telkom dan Telstra Corporation Limited--perusahaan telekomunikasi asal Australia. Di mana Telkom menguasai 51 persen sahamnya,.

Di bawah kepemimpinannya, Erik berambisi membawa TelkomTelstra sebagai pemain terdepan di bisnis private cloud dan managed solutions.

Hal ini bukan tanpa alasan mengingat potensi bisnis tersebut terbilang besar. Belum lagi Telkom merupakan operator telekomunikasi terbesar di Indonesia yang menguasai 60 persen pangsa pasar. Sementara, Telstra adalah penguasa layanan managed solutions di Australia.

Ditemui tim Tekno Liputan6.com saat Media Briefing di kantornya, di Jakarta, Jumat (12/3/2016) kemarin, Erik mengungkap bahwa ini menjadi tantangan tersendiri mengingat perusahaan yang dinakhodainya bergerak di segmen business-to-business (B2B).

President Director & CEO Telkomtelstra, Erik Meijer, ditemui di kantornya, di Tower 88 Kasablanka, Jumat (11/3/2016). (Liputan6.com/Corry Anestia)
"Saya baru (menjadi Presiden Direktur) tiga bulan. Tantangannya cukup besar karena bisnis ini berbeda dari sebelumnya di mana saya memasarkan layanan seluler voice dan SMS. Tidak semua orang paham apa itu cloud dan managed service. Ini butuh edukasi kepada masyarakat," katanya.

Selama berkiprah di industri telekomunikasi, sejatinya Erik lebih terbiasa menyasar segmen end-user. Misalnya, ketika menjabat sebagai Direktur Komersial di Indosat (sekarang Indosat Ooredoo), Telkomsel, hingga Esia.

"Kita tahu, keduanya telah berpengalaman di dunia telekomunikasi maupun infrastruktur pendukungnya. Dengan menggabungkan dua kekuatan, yakni Telkom dan Telstra, kami dapat menjadi yang terbesar di Indonesia," ujarnya. 

Salah satu bentuk komitmen perusahaan dalam waktu dekat adalah meluncurkan layanan private cloud dalam waktu dekat ini. Layanan ini akan diperkuat oleh TelkomSigma sebagai sebagai penyedia infrastruktur dan Telkom sebagai channel pemasaran. 

Selain dukungan tersebut, peluang bisnis cloud di Indonesia masih terbuka lebar. Buktinya, riset Gartner menyebutkan pasar cloud di Tanah Air akan mencapai US$ 287 juta tahun ini dan diestimasi mencapai US$ 430 juta pada 2018.

Nilai bisnisnya memang menggiurkan karena penetrasi cloud di Indonesia belum besar. Pertimbangan lainnya, pemanfaatan cloud merupakan salah satu upaya untuk mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia agar menyimpan datanya di sini. 

Selain cloud, TelkomTelstra sudah lebih dulu bermain di bisnis managed solutions. "Kami me-manage dan mengelola layanan atau solusi yang digunakan konsumen. Ini bukan sistem beli putus. Apabila ada gangguan, kami akan siap membantu," ungkap Erik

Sejauh ini, TelkomTelstra telah memiliki 10 pelanggan korporat di Indonesia. Namun, TelkomTelstra juga membidik perusahaan-perusahaan Australia yang bisnisnya beroperasi di Indonesia demi mengejar target 30 pelanggan korporat tahun ini.

(Cas)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya