Liputan6.com, Jakarta - Teknologi pemindai sidik jari di smartphone saat ini disebut-sebut menjadi teknologi keamanan paling canggih. Bagaimana tidak, sebuah smartphone hanya dapat dibuka oleh pemilik sidik jari yang didaftarkan pada perangkat itu.
Namun, beberapa peneliti dari Michigan State University berhasil menemukan cara mudah membuka smartphone berteknologi pemindai sidik jari. Bahkan, para peneliti itu menggunakan teknologi sederhana dan mudah dijumpai di kehidupan sehari-hari.
Dikutip dari laman Quartz, Rabu (9/3/2016), para peneliti tersebut hanya bermodalkan sebuah printer dengan tinta perak konduktif dan kertas foto khusus. Proses pengerjaan pun cukup sederhana. Awalnya para peneliti memindai sidik jari seseorang yang dijadikan target.
Setelah dipindai, gambar tersebut diatur terlebih dulu untuk mendapatkan kontras yang sesuai. Kemudian hasil editnya diduplikasi dan dicetak pada kertas glossy yang menyerupai foto menggunakan tinta konduktif. Hasil cetak itu kemudian ditempelkan di pemindai sidik jari untuk membuka smartphone.
Baca Juga
Ternyata, hasil dari uji coba tersebut cukup mencengangkan. Kedua peneliti itu, Anil Jain dan Kai Cao, berhasil membuka dua dari empat smartphone yang menggunakan teknologi pemindai sidik jari.
Dalam uji cobanya, mereka menggunakan Samsung Galaxy S6, Huawei Honor 7, iPhone 5s, dan Meizu MX4 Pro. Adalah Samsung Galaxy S6 dan Huawei Honor 7 yang berhasil dibobol menggunakan sidik jari tiruan. Sementara iPhone 5s dan Meizu MX4 Pro tidak tertipu sidik jari buatan.
Keberhasilan uji coba ini jelas menjadi sinyal bahaya bagi teknologi pemindai sidik jari di smartphone. Bahkan, Cao menuturkan, tidak tertutup kemungkinan hacker dapat dengan mudah meretas smartphone dengan melakukan duplikasi sidik jari.
Diungkapkan bahwa uji coba ini dilakukan untuk menunjukkan kerentanan pada teknologi pemindai sidik jari. Dengan demikian, perusahaan dapat mengembangkan cara untuk mencegah kemungkinan penyalahgunaan oleh serangan dari pihak lain.
(Dam/Why)
Advertisement