Ponsel Android Anyar BlackBerry Lolos Uji Sertifikasi

Berdasarkan informasi dari situs FCC dan Wi-Fi Alliance, produk dengan nama kode DTEK60 ini telah lolos sertifikasi

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 28 Sep 2016, 14:17 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2016, 14:17 WIB
BlackBerry Q20
crackberry

Liputan6.com, Washington DC - Rumor mengenai ponsel Android terbaru dari BlackBerry berhasil terkuak. Informasi itu muncul dari situs Federal Communications Commisions (FCC) dan Wi-Fi Alliance yang telah memberikan sertifikasi pada ponsel yang diduga kuat merupakan penerus DTEK50.

Mengutip informasi dari laman Phone Arena, Rabu (28/9/2016), informasi dari FCC menyebutkan ponsel dengan nomor model BBA100-1 dan nama produk BlackBerry DTEK60TM telah mendapat sertifikasi.

Karena itu, hampir dapat dipastikan ponsel yang telah lolos sertifikasi tersebut merupakan seri terbaru dari BlackBerry.

Sama seperti pendahulunya, ponsel ini disebut-sebut sebagai versi pengembangan dari ponsel perusahaan lain.

Apabila DTEK50 merupakan produk rebranding Alcatel Idol 4 dengan tambahan fitur khas BlackBerry, ponsel teranyar ini akan memakai ponsel TCL 950. Sebagai informasi, TCL merupakan induk perusahaan dari Alcatel.

Kabarnya, smartphone ini akan memiliki layar seluas 5,5 inci dengan resolusi 1440 x 2560 pikesl.

Ponsel ini akan dipersenjatai chipset Snapdragon 820 dan RAM 4GB. Kapasitas memori yang ditawarkan adalah 32GB dengan kemungkinan adanya tambahan memori eksternal.

Kamera utama 21MP dan kamera depan 8MP akan hadir untuk mendukung kemampuan fotografi ponsel ini. Tak hanya itu, untuk kali pertama dalam sejarah perangkat keras besutan BlackBerry, DTEK60 akan menggunakan fitur pemindai sidiki jari dan port USB Type-C.

Ponsel yang akan menjalankan Android 6.0.1 Marshmallow ini juga bakal kembali dibekali dengan fitur Conveniencekey khas BlackBerry. Masih sama dengan pendahulunya, DTEK60 tak dibekali dengan keyboard fisik dan mengandalkan navigasi layar sentuh.

Informasi teranyar dari BlackBerry ini seakan menepis kabar bahwa perusahaan asal Kanada itu menyerah di industri mobile dan memilih menutup divisi hardware-nya.

Namun, besar kemungkinan perusahaan itu memilih strategi lain untuk tetap mempertahankan bisnis perangkat kerasnya.

(Dam/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya