50 Persen Aplikasi Belanja Online Kumpulkan Informasi Pengguna

Dari 60 aplikasi belanja peringkat teratas di Android, lebih dari separuh di antaranya mengumpulkan informasi pribadi penggunanya.

oleh M Hidayat diperbarui 01 Nov 2016, 15:21 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2016, 15:21 WIB
Opera Max risk assessment_id-1
Opera Max risk assessment_id-1

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi terhadap 60 aplikasi belanja peringkat teratas di Android mengungkapkan, lebih dari separuh aplikasi tersebut mengumpulkan informasi pribadi pengguna melalui pelacak.

Temuan ini berasal dari penilaian risiko privasi di Opera Max, aplikasi manajemen data dan penghematan data milik Opera untuk Android. Melalui modus privasi di aplikasi ini, 60 aplikasi belanja terpopuler ditinjau.

Penelitian lain menunjukkan, informasi pribadi seperti nama pengguna, alamat email, lokasi, istilah pencarian, dan nomor telepon dibagikan kepada pihak ketiga melalui pelacak. Beberapa aplikasi belanja yang paling "bocor", seperti Amazon, BestBuy, JC Penney dan Newegg, mengirimkan pelacak dalam jumlah relatif tinggi.

Penelitian ini juga menunjukkan 96 persen aplikasi belanja tidak menggunakan enkripsi utuh untuk menghubungkan aplikasi ke server. Hal ini menimbulkan risiko privasi bagi pembeli online ketika mereka menggunakan aplikasi ini.

Data pribadi dapat dibagikan ke pihak ketiga melalui pelacak pada aplikasi belanja atau koneksi http yang tidak terenkripsi melalui koneksi operator. Data sensitif seperti nomor rekening bank dan informasi lainnya yang disimpan di rekening pengecer atau aplikasi belanja online, dapat dicegat dan dibaca pencuri identitas melalui Wi-Fi publik yang tidak aman.

Aplikasi Berisiko Tinggi
"Kebanyakan orang tidak akan memberitahukan informasi terperinci kartu kredit mereka atau nama lengkap dan alamat mereka kepada karyawan di sebuah toko tempat mereka berbelanja atau melihat-lihat produk. Tapi, ketika menggunakan aplikasi belanja online, orang melakukan hal ini dan tidak menyadari informasi-informasi seperti ini dapat dibagikan ke pihak lain", kata Sergey Lossev, Head of Product, Opera Max, kepada Tekno Liputan6.com dalam pernyataannya. 

"Itulah sebabnya kami telah menerapkan modus privasi di Opera Max. Kami ingin mengedukasi pengguna kami dengan menunjukkan aplikasi mana saja yang membagikan data Anda melalui pelacak tanpa seizin Anda," ujar Sergey menegaskan.

Opera Max terbaru meningkatkan privasi pengguna Android

Hari ini (1/11/2016), Opera Max menghadirkan fitur modus privasi baru bagi semua pengguna. Fitur ini berupa peringatan real-time pada modus privasi, sehingga pengguna dapat dengan mudah melihat aplikasi mana yang mengirimkan permintaan berisiko tinggi, sehingga membahayakan privasi mereka.

Ketika modus privasi Opera Max diaktifkan, modus ini juga mengenkripsi hampir semua lalu lintas data aplikasi dan memblokir hampir semua jenis pelacak data untuk memastikan pengguna dapat berbelanja dengan aman dan tenang.

"Setelah Anda tahu berapa banyak pelacak dan permintaan sambungan tidak aman yang diminta aplikasi, Anda mungkin ingin memastikan semua lalu lintas aplikasi dilindungi dan dienkripsi oleh Opera Max. Dengan begitu Anda dapat melindungi privasi Anda saat berbelanja. Lihat sendiri apa yang dilakukan oleh aplikasi-aplikasi Anda dan Anda bisa memutuskan sendiri apa yang ingin Anda lakukan," pungkas Lossev.

(Why/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya