Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki misi akan menjadi negara digital secara utuh di 2020 mendatang.
Dalam rangka mewujudkan upaya tersebut, pemerintah berencana untuk mencetak seribu digital technopreneur, 1 juta petani dan nelayan yang melek teknologi, bahkan akan mendigitalisasi delapan juta UKM (Usaha Kecil Menengah) yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air.
Seperti diketahui, kontribusi UKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional setiap tahunnya berkisar di angka 58 persen. Sayangnya, hanya 5 persen yang sudah go digital dari 56 juta UKM di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Untuk menjembatani para pelaku UKM yang belum go digital, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan memperluas ekosistem UKM ke ranah maya dengan membuat 1 juta hosting domain co.id untuk semua UKM secara cuma-cuma.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, menyambut baik dukungan pemerintah untuk memajukan UKM agar dapat memaksimalkan teknologi. Apalagi, Pemkab kota yang berlokasi di Jawa Tengah tersebut mengaku telah lebih dulu 'curi start' untuk go digital.
Seperti disampaikan Drs Sudiharti, Kepala Dinas Pedagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kudus, para pelaku UKM di kota Kudus sudah diberikan ruang untuk berkembang menuju pasar global. Mereka pun menjadikan teknologi sebagai ‘amunisi’ yang memadai untuk menjual produk-produk khas Kudus di mata dunia.
“Teknologi menjadi alat yang vital bagi mereka. Dan kami, sangat mengapresiasi langkah pemerintah untuk membuka link baru dan memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk pemasaran. Saat ini, sudah banyak UKM giat memanfaatkan internet untuk berjualan secara online dan bisa menggandeng konsumen mitra bisnis yang lebih luas,” kata wanita yang akrab disapa Eti tersebut di Pasar Tanah Abang Blok B, Jakarta, Jumat (18/11/2016).
Eti juga menyebutkan, langkah strategis yang telah diambil Pemkab Kudus untuk memaksimalkan digitalisasi UKM juga tampak dari pembangunan Kampung Digital di Desa Padurenan, Kecamatan Gebog.
“Desa ini mengangkat konsep digital sebagai upaya untuk mengembangkan potensi UKM khusus konveksi dan bordir. Ke depannya kita akan melakukan hal yang sama di desa-desa lain,” tuturnya menjelaskan.
Secara geografis, lokasi kota Kudus dinilai cukup strategis. Karena, kota tersebut berada di jalur perlintasan ekonomi antarprovinsi sehingga menjadikannya sebagai sentra perdagangan nasional dengan mobilitas tinggi.
Kota ini juga dikenal sebagai industri rokok kretek terbesar di Indonesia. Selain itu, kota Kudus juga merupakan salah satu kota yang memiliki pabrik perakitan ponsel. Kini, kebanyakan para pelaku UKM berasal dari UKM yang bergerak di bidang kuliner dan sandang, seperti produsen dodol jenang, makanan ringan, kue kering, hingga kopi khas Kudus.
Tak hanya sekadar mahir menggunakan smartphone, komputer dan internet, mereka juga diharapkan dapat mengembangkan strategi pemasaran yang tadinya bersifat konvensional, menjadi lebih digital demi merengkuh lebih banyak konsumen mitra bisnis di ranah digital.
(Jek/Ysl)