Demo Memanas, Bos Grab Indonesia Angkat Bicara

Manajemen Grab Indonesia akhirnya angkat bicara sesaat setelah suasana demo pengemudi GrabBike kian memanas.

oleh Jeko I. R. diperbarui 05 Jan 2017, 14:33 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2017, 14:33 WIB
Manajemen Grab Indonesia
Kedua dari kiri : Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia. (Liputan6.com/ Jeko Iqbal Reza)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Grab Indonesia akhirnya angkat bicara sesaat setelah suasana demo pengemudi GrabBike kian memanas.

Seperti diwartakan sebelumnya, para pengemudi armada ojek online tersebut menggelar demo yang berawal di Senayan hingga pada akhirnya bergerak ke Plaza Lippo Kuningan di kawasan Rasuna Said, Kamis (5/1/2016).

Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia, juga menemui para pengemudi GrabBike yang melakukan demo di belakang Plaza Lippo Kuningan. Ia mengatakan, aspirasi para pengemudi akan terus didengar dan akan dicari titik temunya.

Seperti diketahui, alasan demo para pengemudi tersebut tak lain ingin tarif perjalanan dinaikkan dari yang tadinya Rp 1.500 ke Rp 2.500.

Selain itu, para pengemudi juga meminta kejelasan transparansi kemitraan dan mendesak manajemen untuk mengubah aturan pelarangan demo.

Yang terakhir, mereka juga ingin Grab mengaktifkan kembali para pengemudi yang sudah dinonaktifkan pada Desember 2016 lalu.

Namun demikian, jelas Ridzki, Grab tidak bisa memenuhi poin tuntutan terakhir. Menurutnya, para pengemudi yang diblokir itu dinilai sudah melanggar kode etik.

"Kami secara aktif sudah menindaklanjuti aspirasi mereka lewat sejumlah pertemuan antara manajemen Grab Indonesia dengan perwakilan mitra pengemudi pada beberapa minggu terakhir, kata Ridzki ketika ditemui Tekno Liputan6.com.

"Mitra pengemudi yang kami putuskan itu adalah pengemudi yang melanggar kode etik seperti pelanggaran provokasi, razia, pembuatan order fiktif dan menggunakan aplikasi Fake GPS untuk mencurangi sistem," ia melanjutkan.

Pengemudi ojek on-line GrabBike meneriakkan tuntutan saat unjuk rasa di belakang kantor Grab di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (5/1). Mereka menuntut pihak perusahaan menaikkan tarif argo per kilometernya. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bagaimanapun, tambahnya, pemutusan hubungan kemitraan tersebut bertujuan untuk melindungi penumpang dan juga sebagian besar mitra pengemudi yang memilih tidak bergabung dalam aksi demo tersebut.

Manajemen Grab juga dengan tegas telah menerapkan kode etik untuk bisa terus menyelidiki atas setiap keluhan atau tindakan yang mencurigakan, sebelum pada akhirnya dilakukan pemutusan hubungan dengan pengemudi.

"Kami percaya mitra pengemudi bisa berkomitmen untuk bekerjasama. Kami imbau kepada rekan-rekan pengemudi untuk tetap saling menghargai serta senantiasa memberikan pelayanan terbaik pada pengguna," tutupnya seraya beranjak dari area demo.

(Jek/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya