26 Persen Konsumen Indonesia Jadi Korban Penipuan Online

Indonesia merupakan negara dengan korban penipuan online terbesar di dunia dengan 26 persen konsumen pernah menjadi korban.

oleh Iskandar diperbarui 13 Mar 2017, 09:30 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2017, 09:30 WIB
Belanja online
Ilustrasi belanja online. (Doc: Inside Retail Asia)

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan hasil survei Kaspersky Lab di 26 negara, Indonesia merupakan salah satu negara dengan korban penipuan online terbesar di dunia dengan 26 persen konsumen pernah menjadi korban.

Kondisi ini mendorong PT. Smartfren Telecom untuk melahirkan aplikasi mobile wallet bernama Uangku. Aplikasi ini diklaim memberikan pengalaman bertransaksi online yang lebih mudah dan aman bagi penjual dan pembeli dengan garansi keamanan.

Jika pesanan tidak dikirim oleh penjual dalam 7 hari, maka pembayaran akan dikembalikan ke pembeli 100 persen, sehingga bebas penipuan.

Saat ini, Uangku sudah bekerja sama dengan lebih dari 300 online shop yang sudah dikurasi secara ketat sehingga pengguna dapat belanja dengan tenang dan aman.

Selain keamanan, Uangku juga memudahkan transaksi jual beli tersebut melalui fitur konfirmasi otomatis, sehingga pembeli tidak perlu lagi mengirimkan bukti transfer dan penjual dapat mengelola administrasi bisnisnya dengan lebih mudah.

“Uangku hadir sebagai yang pertama dan satu-satunya mobile wallet yang memberikan garansi uang kembali 100 persen untuk transaksi social commerce. Kehadiran Uangku dapat menjadi solusi untuk bertransaksi aman dan mudah di social commerce yang selama ini memang digemari, namun berisiko tinggi dan proses yang panjang," ujar Mario Gaw, Direktur Uangku melalui keterangan resminya, Senin (13/3/2017) di Jakarta.

Selain itu, tambah Mario, Uangku memberikan akses belanja online bagi masyarakat yang tidak mempunyai rekening bank yang saat ini jumlahnya lebih dari 160 juta melalui akses top-up tunai yang terus di kembangkan kemitraannya dengan toko-toko ritel.

"Diharapkan dengan adanya akses yang merata, kualitas hidup dan ekonomi masyarakat akan berkembang,” tutur Mario menambahkan.

Mario menyebut, walaupun sudah banyak e-Commerce dan marketplace yang memfasilitasi kemudahan berjualan, transaksi yang terjadi melalui media sosial masih paling banyak. Bahkan secara market share, 80 persen transaksi online datang dari social commerce.

Selain untuk transaksi jual beli, Uangku dapat digunakan untuk berbagai transaksi keuangan, seperti beli pulsa, bayar tagihan, transfer uang, dan transaksi finansial lainnya. Pengguna pun tidak perlu memiliki rekening bank karena transaksi cukup dengan menggunakan nomor ponsel.

(Isk/Cas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya