Selain Palapa Ring, Ini Proyek Besar Kemkominfo untuk 2021

Setelah Palapa Ring, Kementerian Komunikasi dan Infomatika berencana untuk menyiapkan satelit untuk kebutuhan nasional.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 29 Mar 2017, 12:55 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2017, 12:55 WIB
Ilustrasi BTS. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi BTS. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Setelah Palapa Ring, Kementerian Komunikasi dan Infomatika berencana untuk menyiapkan satelit untuk kebutuhan nasional. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, satelit dengan spesifikasi High-Throughput Satellite (HTS) ini akan meluncur pada 2021.

"2021 kita akan punya HTS, jadi satelit ini langsung mengeluarkan internet tak lagi suara atau dikonversi terlebih dulu. Satelit ini akan menjadi satu-satunya milik Pemerintah Indonesia," ujar pria yang akrab disebut Chief RA tersebut di sela-sela pengumuman kerja sama Proyek Palapa Ring Paket Timur di Jakarta, Rabu (29/3/2017).

Sebagai informasi, High-Throughput Satellite (HTS) adalah satelit komunikasi yang memiliki akses data berkecepatan tinggi. Satelit ini mendukung pada semua jenis transponder, seperti Ka-Band, Ku-Band, dan C-Band.

Menyoal model pembiayaan yang akan dilakukan, Rudiantara tak menampik kemungkinan bakal memakai skema pembiayaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), seperti yang dipakai pada Palapa Ring. Namun keputusan itu masih harus menunggu proses tender yang dilakukan tahun ini.

"Kita akan memulai tendernya pada semester kedua tahun ini, sedangkan penetapan pemenangnya dilakukan pada pertengahan 2018," ujarnya melanjutkan. Dengan perhitungan itu, diharapkan satelit ini dapat meluncur sesuai jadwal pada 2021 karena proses pembuatan satelit membutuhkan waktu 30 bulan.

Meskipun belum dapat memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan, Rudiantara menuturkan biaya yang dibutuhkan satelit HTS jelas lebih besar ketimbang satelit komunikasi. Sebagai perbandingan, apabila satelit komunikasi biasa memiliki harga sekitar US$ 300 juta, HTS diperkirakan mencapai US$ 400 sampai 500 juta.

Informasi mengenai satelit yang dimiliki pemerintah ini sebelumnya sudah diungkap oleh Rudiantara saat nobar siaran langsung peluncuran satelit Telkom 3S di Jakarta beberapa waktu lalu.

Satelit yang direncakan bakal dioperasikan oleh pihak swasat ini digunakan untuk mendukung jaringan backbone telekomunikasi di Tanah Air. Menurut Rudiantara, masih banyak daerah terpencil di seluruh Indonesia yang tak bisa dijangkau jaringan kabel atau seluler.

(Dam/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya