Liputan6.com, Jakarta Sekitar 150 negara terkena dampak peretasan minta tebusan atau ransomware selama beberapa hari sejak Jumat, 12 Mei 2017.
Pakar-pakar keamanan dunia maya mengatakan peretas yang melancarkan serangan ransomware yang diberi nama “Wannacry” ini menggunakan kelemahan dari dokumen pihak intelijen Amerika yang dibocorkan di situs WikiLeaks.