Liputan6.com, Jakarta - HP Android jelas menyimpan banyak informasi pribadi, mulai dari lokasi riwayat pencarian sampai percakapan.
Sayangnya, beberapa aplikasi dan layanan bisa mengakses data ini tanpa sepengetahuan pengguna.
Advertisement
Baca Juga
Jika kamu curiga kalau HP Android sedang memata-matai kamu atau berbagi data dengan pihak yang tidak dikenal, berikut beberapa cara untuk mengatasinya, sebagaimana dikutip dari Android Police, Kamis (10/4/2025).
Advertisement
Bagaimana HP Bisa Melacakmu?
Spyware atau malware bisa masuk ke perangkat Android melalui aplikasi berbahaya atau phishing. Setelahnya, data seperti info perbankan, kredensial login, dan riwayat pencarian bisa dicuri tanpa sepengetahuanmu.
Tanda-tanda HP terkena spyware antara lain sering muncul pop-up aneh, iklan tak diinginkan, kinerja lambat, atau tiba-tiba restart sendiri.
Cara Mencegah HP Android Melacak Aktivitasmu
1. Cek Izin Aplikasi
Beberapa aplikasi meminta akses ke kamera, mikrofon, atau lokasi tanpa alasan yang jelas. Kamu bisa mengecek dan mencabut izin yang tidak diperlukan dengan langkah berikut:
- Buka Settings.
- Pilih Privacy > Permission Manager.
- Pilih jenis izin (misalnya, lokasi atau mikrofon).
- Cek aplikasi yang memiliki akses dan batasi jika perlu.
2. Matikan Perekaman Suara Google
Google Assistant dan layanan lainnya bisa merekam interaksi suaramu. Untuk menonaktifkannya:
- Kunjungi halaman Google Activity.
- Pilih Web dan App Activity.
- Hapus centang pada opsi Include voice and audio activity.
3. Nonaktifkan Pelacakan Lokasi
Beberapa aplikasi tetap melacak lokasimu meskipun tidak sedang digunakan. Untuk membatasinya, pengguna Android bisa akses:
- Buka Settings > Location.
- Pilih aplikasi yang ingin dibatasi.
- Pilih Allow only while using the app atau Don’t allow
Cara Mudah Selanjutnya
4. Matikan Iklan yang Dipersonalisasi
Google menggunakan data kamu untuk menampilkan iklan yang relevan. Jika tidak nyaman dengan hal ini, kamu bisa menonaktifkannya dengan cara:
- Buka Google Account di browser.
- Masuk ke tab Data dan privacy.
- Pilih My Ad Center dan matikan Personalized ads.
5. Lakukan Pemeriksaan Privasi Google
Google menawarkan fitur Privacy Checkup yang memungkinkanmu mengontrol bagaimana data digunakan. Untuk mengeceknya:
- Kunjungi halaman Google Account.
- Pilih Take Privacy Checkup.
- Sesuaikan pengaturan sesuai preferensimu.
6. Nonaktifkan “Hey Google”
Google Assistant bisa mendengar perintah suaramu bahkan saat tidak digunakan. Untuk mematikannya:
- Buka Settings > Google.
- Pilih Search, Assistant & Voice > Google Assistant.
- Masuk ke Voice Match dan matikan Hey Google.
Amankan Perangkatmu dari Ancaman Siber
Melindungi privasi dan keamanan HP Android sangat penting, terutama dengan maraknya pencurian data dan penipuan online. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu bisa mengurangi risiko pelacakan dan menjaga informasi pribadimu tetap aman.
Advertisement
Waspada! Serangan Malware Berkedok DeepSeek Ancam Profesional IT
Sebelumnya, Serangan malware terbaru memanfaatkan situs web DeepSeek palsu telah teridentifikasi dan menjadi perhatian serius bagi para profesional TI. Laporan ini diungkap secara langsung oleh perusahaan keamanan siber, Kaspersky.
Mengutip laporan Kaspersky, Senin (17/3/2025), hacker telah menciptakan situs web sangat mirip dengan situs resmi DeepSeek, terutama dalam bahasa Mandarin.
Hal ini bertujuan untuk menipu dan menarik perhatian pengguna ingin menjalankan sistem AI secara lokal di perangkat keras mereka.
Situs palsu ini menawarkan layanan yang dikenal sebagai 'DeepSeek本地部署' atau Penerapan Lokal DeepSeek. Dengan tawaran menggoda ini, banyak profesional TI tergoda untuk mengakses dan mengunduh alat yang seharusnya membantu mereka dalam mengelola sistem AI.
Akan tetapi, di balik tawaran tersebut menyembunyikan ancaman serius berupa malware menyamar sebagai alat penyebaran AI lokal, seperti Ollama, merupakan framework open source populer.
Tujuan utama dari serangan siber ini adalah untuk mendapatkan akses ke sistem individu, terutama dikelola oleh para ahli teknologi menangani sistem TI sensitif.
Malware ini dapat berupa backdoor atau trojan yang memungkinkan penyerang mengendalikan perangkat yang terinfeksi. Dengan cara ini, mereka dapat mencuri data berharga atau merusak sistem yang ada.
Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement
