Google Garap Potensi Wirausahawan Wanita di Bandung

Sekitar 47 persen wanita pengusaha Indonesia jarang memanfaatkan teknologi, seperti komputer, dalam mengembangkan bisnis mereka

oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diperbarui 26 Mei 2017, 13:00 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2017, 13:00 WIB
(Ki-Ka) Fibriyani Elastria  - Project Leader of Womenwill Campaign Google Indonesia, Pratiwi Sukmawati - Google Business Groups Bandung, Aprilia Kristiawan - Founder & CEO Papyrus Photo, Nadya Saib -CEO & Founder Wangsa Jelita, dan Fida Heyder
(Ki-Ka) Fibriyani Elastria - Project Leader of Womenwill Campaign Google Indonesia, Pratiwi Sukmawati - Google Business Groups Bandung, Aprilia Kristiawan - Founder & CEO Papyrus Photo, Nadya Saib -CEO & Founder Wangsa Jelita, dan Fida Heyder

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari separuh (51 persen) bisnis mikro dan kecil di Indonesia dimiliki wanita, tetapi hanya 34 persen bisnis ukuran menengah yang dimiliki kaum wanita. Dari persentase tersebut, 47 persen wanita pengusaha Indonesia jarang memanfaatkan teknologi, seperti komputer, dalam mengembangkan bisnis mereka.

Demikian dikatakan Fibriyani Elastria, Project Manager Womenwill untuk Google Indonesia, setelah pembukaan Womenwill di Harris Hotel & Conventions Festival Citylink, Rabu (24/5/2017).

Ia mengatakan, acara tersebut merupakan lanjutan dari acara peresmian tepat satu pekan lalu, yang mana Google akan merilis konferensi Womenwill di lima kota. Setelah Jakarta, akan berlanjut di Bandung di Surabaya (14-15 Juni), Semarang (Juli), dan Denpasar (Agustus).

"Tujuan dari Womenwill Indonesia adalah menghapus kesenjangan peluang ekonomi. Banyak wanita Indonesia ingin berbisnis, tetapi tidak tahu harus memulai dari mana atau dengan cara apa,” katanya.

Womenwill berusaha membantu wanita Indonesia meraih lebih banyak peluang ekonomi sebagai kunci untuk mencapai emansipasi dan kesejahteraan mereka. Apalagi menurut laporan IFC tahun 2016 yang bertajuk "UKM yang dimiliki Wanita di Indonesia" diketahui bahwa bisnis yang hadir secara daring (online) akan tumbuh 80 persen lebih cepat dari bisnis yang masih luring (offline).

Ia menambahkan, dengan kondisi demikian, program Womenwill diproyeksikan membimbing komunitas wanita wirausaha dan mendorong mereka saling berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk membantu mereka berkembang dengan memanfaatkan teknologi.

Lebih jauh, seorang pengusaha UMKM wanita di Bandung, Aprilia Kristiawan, founder dan CEO Papyrus Photo menjelaskan dampak signifikan yang dirasakan semenjak memutuskan bisnisnya going online.

"Memasuki gerbang dunia digital adalah cara terefisien, efektif, dan sangat memberi dampak. Tidak ada lagi biaya-biaya promosi yang melangit dengan dampak yang tidak bisa diukur. Musuh terbesar kita sebagai kaum perempuan adalah keterbatasan. Itu
masa lalu ketika dunia digital belum ada. Sekarang, masanya dunia tanpa batas," sambungnya.

Kemudian Jason Tedjakusuma dari Google Indonesia, mengatakan bahwa sejak peluncurannya pada 2014, Gapura (yang memayungi Womenwill) telah menjangkau 7.000 UKM di enam kota di Indonesia.

"Ini sebagai upaya untuk membantu para pemilik UKM memperkenalkan merek atau usaha mereka di Internet dan memberikan tips untuk memaksimalkan Internet dalam mengembangkan usaha mereka," katanya.

(Msu/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya