Liputan6.com, Jakarta - Komputer milik Apple, Mac, selama ini dianggap paling aman dibandingkan dengan komputer bersistem operasi Windows. Namun, hal itu tampaknya hanya mitos belaka.
Belakangan, sekelompok peneliti keamanan telah menemukan software jahat alias malware berjenis ransomware yang mengincar keamanan komputer Mac.
Seperti diketahui, ransomware merupakan malware jahat yang masuk ke sistem kemudian mengunci data milik pengguna. Selanjutnya penjahatnya bakal meminta tebusan jika ingin datanya kembali. Ransomware umumnya menyerang pengguna OS Windows, tetapi kini juga mulai menargetkan pengguna Mac.
Advertisement
Baca Juga
Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari Business Insider, Jumat (16/6/2017), salah satu ransomware yang menyerang Mac dan belum banyak dikenal adalah ransomware-as-a-service (RaaS).
Intinya, penyerang menggunakan paket ransomware orang lain untuk meluncurkan serangan. Perusahaan riset Fortinet menemukan sebuah program RaaS yang disebut MacRansom diiklankan di pasar gelap. MacRansom ini tak terlihat canggih, tapi dinilai bisa menyebabkan dampak berbahaya.
Peneliti Fortinet pun menghubungi pembuat MacRansom dan menerima email balasan. Uniknya, pembuat ransomware ini mengklaim dirinya adalah engineer di Yahoo dan Facebook. Mereka membuat ransomware dan memberikannya secara cuma-cuma, sebab di waktu mendatang akan lebih banyak orang yang membeli Mac.
"Tak seperti kebanyakan hacker di pasar gelap, kami adalah pengembang profesional berpengalaman dalam mengembangkan software," kata penulis anonim tersebut.
Fortinet menganalisa MacRansom dan menggambarkannya sebagai program lebih rendah yang menarget perangkat Windows. Meski begitu, ransomware ini masih bisa menyebabkan kekacauan.
"Ransomware ini tidak gagal saat mengenkripsi file penting milik korban. Makanya bisa menimbulkan efek berbahaya," demikian pernyataan Fortinet.
Oleh karenanya, Fortinet menyarankan pengguna Mac untuk selalu mem-back up data di perangkatnya dan berhati-hati saat membuka file yang mencurigakan.
Bukan hanya itu, peneliti di AlienVault menemukan lebih banyak malware jahat diciptakan oleh pembuat MacRansom. Bedanya, malware bernama MacSpy ini bisa membaca data-data milik pengguna. Mirip dengan MacRansom, MacSpy mengklaim diri bisa menyandera file korban dan menawarkan akses ke medsos serta menyamarkan dirinya sebagai file yang sah.
Para peneliti menyebut, makin banyak orang yang menggunakan Mac, penjahat siber bakal lebih sering menjadikan Mac sebagai sasaran kejahatan siber.
(Tin/Ysl)
Tonton Video Menarik Lainnya :