Microsoft Bantah Akan Mematikan Bisnis Surface

Microsoft membantah berencana mematikan bisnis perangkat Surface.

oleh Andina Librianty diperbarui 12 Okt 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2017, 10:00 WIB
Microsoft Surface Pro
Microsoft Surface Pro baru hadir dengan fitur 4G LTE dan baterai yang tahan lebih lama. (Doc: Microsoft)

Liputan6.com, Jakarta - Corporate Vice President of Devices Microsoft, Panos Panay, membantah rumor yang menyebutkan Microsoft akan mematikan lini perangkat Surface. Ia menekankan bisnis Surface memiliki masa depan yang panjang.

"Ini (rumor) sangat jauh dari kenyataan. Ini adalah rumor tabloid," tutur Panay menanggapi rumor "kematian" Surface.

Pernyataan Panay ini menyinggung sebuah diskusi oleh para eksekutif industri PC mengenai masa depan bisnis hardware Microsoft. Para eksekutif, termasuk yang mewakili Dell dan Lenovo, memperkirakan Microsoft akan mematikan lini Surface pada 2019.

Chief Operating Officer Lenovo, Gianfranco Lanci, mengatakan Microsoft menghasilkan banyak uang dari cloud, Windows dan Office, tapi kehilangan banyak uang dari bisnis hardware. Para eksekutif menilai Microsoft pada akhirnya akan bosan berada dalam bisnis hardware dengan margin rendah, terutama bila tidak menguasai banyak pangsa pasar dan penjualan menurun.

Sementara menurut Panay, Microsoft masuk ke dalam sebuah bisnis bukan untuk keluar. Microsoft berada dalam bisnis hardware untuk jangka panjang dan Surface tidak akan ke mana-mana. Bagi Microsoft, kata Panay, bisnis Surface lebih penting ketimbang sekadar menjual hardware.

Ia menjelaskan, peningkatan yang Microsoft buat untuk perangkat Surface kerap mengarah ke peningkatan serupa di seluruh pasar PC. Misalnya, Microsoft meningkatkan kecepatan dan akurasi stylus Surface Pen, kodenya mengarah kembali ke Windows 10, yang akhirnya meningkatkan pengalaman menggunakan stylus pada PC dari manufaktur-manufaktur lain.

Microsoft memiliki sejarah fokus dalam jangka panjang dengan bisnis Surface, ketimbang mengambil langkah mundur meski harus mengeluarkan uang banyak. Microsoft pada 2013 mengalami kerugian yang cukup besar karena penjualan tablet Surface RT yang lesu.

"Kami tidak kehilangan kepercayaan diri. Ada kepercayaan nyata tentang bagaimana kami mengubah dunia," ucap Panay. Demikian seperti dikutip dari Business Insider, Kamis (12/10/2017).

(Din/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya