Liputan6.com, Jakarta - Middle-earth: Shadow of War baru dirilis ke pasaran pada Selasa (10/10/2017). Hanya dalam waktu 24 jam, sistem keamanan DRM gim versi PC ini pun sudah ditembus, dan disebar secara gratis di internet.
Dikutip dari laman Eurogamer via DSOGaming, Sabtu (14/10/2017), Middle-earth: Shadow of War versi PC ini menggunakan sistem pengaman DRM milik Denuovo.
Advertisement
Baca Juga
Sekadar informasi, sistem anti-pembajak milik Denuvo, dan lainnya digunakan pengembang gim untuk mengatasi masalah pembajakan yang sering terjadi terhadap gim-gim versi PC.
Sebelum Middle-earth, beberapa grup hacker juga sempat menjebol sistem DRM di gim Mass Effect: Andromeda hanya dalam 10 hari, dan Resident Evil 7 kurang dari seminggu, dan baru-baru ini PES 2018 hanya dalam 10 jam.
Makin banyaknya gim-gim PC yang dibajak dan beredar di pasaran ini berbanding terbalik dengan prediksi salah satu kelompok hacker--spesialis gim-gim PC, 3DM.
Pada tahun lalu, mereka memprediksi gim-gim bajakan akan semakin langka di pasaran karena pengembang gim akan menggunakan sistem keamanan yang lebih canggih ketimbang yang ada saat ini.
Â
Kenapa DRM sangat penting?
Sekadar informasi, sistem keamanan DRM ini memang menjadi topik yang hangat dan sering jadi perdebatan di antara pengembang gim. Dipercaya bisa mengamankan konten gim dari aksi pembajak, nyatanya DRM dan beberapa sistem keamanan lainnya bisa dijebol dengan mudah.
Sebelumnya, Ubisoft--pengembang seri gim Assassin's Creed--sempat mengakui sistem DRM yang digunakan oleh pengembang saat ini tidak mampu menghentikan aksi pembajakan.
Sementara pengembang seri The Witcher, CD Projekt Red, memilih untuk tidak menggunakan DRM di gim mereka karena menurutnya DRM adalah sistem keamanan paling buruk di industri gim.
Middle-earth: Shadow of War saat ini sudah dirilis di PC, Xbox One, dan PlayStation 4.
(Ysl/Cas)
Advertisement