Liputan6.com, Singapura - Saat gelaran Google I/0 2017 beberapa bulan lalu, Google telah mengumumkan kehadiran Android Go. Android ini didesain lebih ringan dan memang ditujukan untuk perangkat dengan spesifikasi standar.
Untuk menunjang ekosistem tersebut, James Sander, Director of Google Play APAC, mengajak para pengembang khususnya di Asia Tenggara untuk menyiapkan aplikasinya agar kompatibel dengan sistem operasi ini.
Ia menuturkan, saat ini sudah ada pengguna 2 miliar pengguna Android aktif. Jumlah itu akan meningkat dalam beberapa tahun ke depan seiring dengan pertumbuhan pengguna pertama yang memakai smartphone.
Advertisement
Baca Juga
"Kesempatan ini sangat bagus, terlebih Android Go akan meluncur beberapa bulan ke depan. Karenanya, kami mengajak para developer menyesuaikan aplikasinya," ujarnya saat gelaran Google Playtime di Singapura, Kamis (2/11/2017) kemarin.
Android Go sendiri didesain sebagai sistem operasi pembaruan dari Android Oreo yang dibuat lebih ringan. Nantinya, aplikasi yang dapat dipasang di sistem operasi ini memang berbeda dari yang biasanya.
Menurut VP Product Management Android, Sameer Samat beberapa bulan lalu, semua aplikasi yang dapat di-install adalah aplikasi ‘lite’, atau memiliki memori yang kecil, seperti YouTube Go, Facebook Lite dan Twitter Lite.
Hal itu juga berlaku untuk aplikai Chrome yang akan memiliki fitur Data Saver, sehingga tetap dapat memuat banyak laman tapi tak menghabiskan data terlalu banyak.
Google juga menyebut Android Go akan hadir untuk perangkat yang lebih terjangkau tapi tetap memiliki performa tinggi. Smartphone yang memakai sistem ini juga akan hadir dengan Google Play Store edisi ekonomis.
Fitur Android Go yang bisa dimanfaatkan memungkinkan pengguna mendapatkan preview sebelum melakukan streaming video. Pengguna juga bisa mengunduh video saat terhubung via Wi-Fi dan bisa menontonnya secara offline.
(Dam/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: