Liputan6.com, Jakarta - Pada kuartal ketiga 2017, Apple menjadi vendor smartphone dengan keuntungan paling tinggi. Hal ini tidak terlepas dari besarnya keuntungan yang diraup Apple tiap berhasil menjual satu iPhone.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Counterpoint, tiap menjual satu unit iPhone pada kuartal ketiga 2017, Apple menuai keuntungan sebesar US$ 150 atau setara Rp 2 jutaan.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laman Indian Express, Sabtu (30/12/2017), keuntungan Apple tiap berhasil menjual satu unit iPhone lima kali lipat dibandingkan keuntungan Samsung saat berhasil menjual satu unit smartphone.
Sementara dibandingkan dengan merek Tiongkok saat menjual satu unit smartphone, keuntungan Apple ini 14 kali lipatnya.
"Apple mendapatkan untung US$ 150 tiap menjual satu unit iPhone dan keuntungan ini akan terus meningkat hingga musim liburan seiring dengan tingginya harga iPhone X," kata Direktur Penelitian Counterpoint Neil Shah.
Dia menambahkan, permintaan konsumen akan iPhone X versi 256GB yang harganya lebih mahal bakal membuat Apple makin untung.
Sementara itu, keuntungan Samsung tiap berhasil menjual satu unit smartphone sekitar US$ 3 (setara Rp 420 ribu).
Lain lagi dengan vendor smartphone Tiongkok seperti Huawei, Oppo, dan Vivo yang mengambil keuntungan lebih sedikit dibandingkan iPhone dan Samsung.
Xiaomi Untung Tipis
Menurut penelitian Counterpoint, keuntungan Huawei tiap berhasil menjual satu unit smartphone sebesar US$ 15 (sekitar Rp 203 ribu).
Sementara keuntungan Oppo dan Vivo tiap berhasil menjual satu smartphone masing-masing adalah US$ 14 (sekitar Rp 190 ribu) dan US$ 13 (sekitar Rp 176 ribu).
Dari semua vendor smartphone, tampaknya Xiaomi yang mengambil keuntungan paling sedikit dari penjualan smartphone-nya. Xiaomi untung tipis, yakni hanya sekitar US$ 2 (sekitar Rp 27 ribu) tiap menjual satu smartphone.
Tidak mengherankan, hal inilah yang tampaknya membuat Xiaomi selalu menjual smartphone jauh di bawah harga smartphone milik vendor lainnya.
Bahkan, perusahaan yang didirikan Lei Jun tersebut sering dianggap sebagai "perusak" harga pasaran smartphone.
(Tin/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement