5 Prediksi Mengerikan Stephen Hawking soal Kehancuran Bumi

Berikut lima (5) prediksi mengerikan soal Bumi yang bakal kiamat dari fisikawan terkemuka Stephen Hawking.

oleh Jeko I. R. diperbarui 15 Mar 2018, 07:30 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2018, 07:30 WIB
Stephen Hawking
Stephen Hawking (AP Photo/Evan Agostini)

Liputan6.com, London - Fisikawan Stephen Hawking meninggal dunia pada Rabu (14/3/2018). Pria yang dikenal dengan teori fisika kuantumnya tersebut memang kerap membuat beberapa prediksi kiamat yang bakal terjadi di Bumi.

Dalam beberapa kesempatan, profesor di bidang fisika tersebut bahkan tak segan melontarkan beberapa prediksi soal kehancuran Bumi.

Bagi kamu yang penasaran, berikut ini adalah beberapa prediksi Stephen Hawking mengenai masa depan dan kehancuran Bumi seperti dikutip dari Mirror, Kamis (15/3/2018).

Akan tetapi, perlu diingat bahwa perkataan Hawking ini merupakan prediksi dan kemungkinan yang didasarkan pada situasi dan kondisi sekarang. Karena itu, bukan tak mungkin di masa depan akan ada perubahan.

1. Kehancuran Akibat Bola Api

Penampakan solar flare di Matahari (NASA).

Saat berbicara di Tencent WE Summit yang diselenggarakan di Tiongkok pada November 2017, Stephen Hawking menyebut populasi manusia yang begitu banyak dapat mengakibatkan kehancuran. Sebab, konsumsi energi manusia begitu tinggi.

"Pada 2600, populasi manusia yang begitu banyak membuat kondisi Bumi memburuk. Hasilnya, konsumsi listrik yang tinggi dapat membuat Bumi menyala merah," ujarnya ketika itu.

Karenanya, umat manusia harus meniru kisah yang ada dari serial TV, Star Trek, yakni pergi ke planet yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Namun sebelum itu, manusia harus mampu mengembangkan teknologi untuk pergi dengan kecepatan cahaya.

2. Robot Pembawa Petaka

Ilustrasi Robot
Ilustrasi Robot (iStockPhoto)

Dalam beberapa kesempatan, Hawking memang terang-terangan menyebut robot dengan kecerdasan buatan dapat mengancam manusia. Bahkan ia menyebut, teknologi itu dapat menggantikan manusia.

"Saya takut kecerdasan buatan dapat menggantikan manusia. Jika seseorang dapat membuat virus komputer, ada pula orang yang dapat mendesain kecerdasan buatan dengan kemampuan mereplikasi dirinya sendiri," ujarnya kepada Wired.

Karena itu, ia menyebut akan ada bentuk kehidupan baru yang kemampuannya melampaui manusia. Ia menyarankan dalam pengembangan kecerdasan buatan, perlu diketahui juga bahaya dari teknologi tersebut.

3. Agresi Manusia dan Teknologi Nuklir

Ambisi Korea Utara Miliki Senjata Nuklir
Usaha Korea Utara mengembangkan teknologi senjata nuklir sudah dimulai puluhan tahun yang lalu.

Saat berbicara pada BBC dalam ulang tahunnya yang ke-75, Hawking menuturkan dirinya khawatir bahwa evolusi telah menanamkan sifat rakus dan agresif pada genom manusia.

"Tak ada tanda-tanda konflik berkurang, dan pengembangan teknologi militer termasuk senjata massal dapat menjadikannya bencana," ujarnya.

Hawking juga berkata, kemungkinan terbaik untuk keberlangsungan hidup umat manusia adalah membuat koloni di luar angkasa.

4. Perubahan Kondisi Bumi

Perubahan iklim
Ilustrasi: akibat perubahan iklim dan pemanasan global (sumber: wisdominnature.org)

Faktor lain yang membuat kehancuran manusia, menurut Hawking, adalah perubahan iklim, populasi yang melebihi kapasitas, pandemik, termasuk cara manusia berperang.

Karena itu, manusia perlu mengupayakan seluruh kemampuannya untuk mengembangkan teknologi yang dapat mencegah kepunahan. Ia pun menyarankan manusia dapat melakukan ekspedisi untuk mencari planet baru.

5. Donald Trump

Donald Trump Tinjau Tembok Prototipe di San Diego
Presiden AS, Donald Trump meninjau prototipe tembok perbatasan AS dan Meksiko yang kontroversial di San Diego, Selasa (13/3). Prototipe tembok perbatasan Trump memiliki tinggi sekitar 9 meter, dengan puncak yang tebal dan bundar. (MANDEL NGAN / AFP)

Profesor di bidang fisika ini juga menyebut Presiden Amerika Serikat saat ini, Donald Trump, dapat mengakibatkan kepunahan manusia. Sebab, Trump dianggap tak menyadari bahwa saat ini Bumi tengah dilanda perubahan iklim.

"Bumi mendekati titik kritis saat pemanasan global tak dapat diubah lagi. Tindakan Trump bisa mendorong Bumi menjadi Venus, yaitu planet dengan suhu 2.500 derajat dan hujan asam sulfat," tuturnya.

Sekadar informasi, Trump merupakan kepala negara yang menolak menandatangani kesepakatan Paris mengenai perubahan iklim. Akibat tindakan itu, ia pun menuai beragam protes dari sejumlah pihak.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya