Liputan6.com, Jakarta - Tim peneliti dari Airbus dan University of Surrey Inggris menangkap penampakan sebuah pesawat kecil di luar angkasa membentangkan jaring ke pesawat luar angkasa lainnya.
Jaring tersebut ternyata dipakai untuk mengumpulkan sisa-sisa pesawat ataupun objek bekas satelit yang tersisa dan terbang di luar angkasa.
Pekerjaan yang dilakukan oleh satelit tersebut dinamakan Space Debris Catcher dengan sebuah pesawat bernama RemoveDebris.
Advertisement
Baca Juga
Sebagaimana dikutip dari Business Insider, Jumat (21/9/2018), sampah bekas objek angkasa menjadi masalah yang cukup serius di masa depan.
Pasalnya, bekas ledakan dari benda-benda luar angkasa kini dikabarkan mengambang di Orbit Rendah Bumi.
Jumlahnya pun dikabarkan bakal mengalami kenaikan hingga sepuluh kali lipat dalam beberapa tahun lagi.
Adanya potensi tabrakan antar objek angkasa ditambah banyaknya tumpukan sampah antariksa, membuat kemungkinan tabrakan pun makin tinggi.
Bahayanya, kotoran atau sampah luar angkasa berupa material keras yang melintas dengan kecepatan 34.500 kilometer per jam dipercaya mampu memecahkan jendela di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
RemoveDebris
Dengan pesawat kecil bernama RemoveDebris ini, orbit untuk satelit angkasa pun menjadi lebih bersih.
RemoveDebris sendiri merupakan proyek dari The Surrey Space Center yang didanai bersama dengan Komisi Eropa.
Proses demonstrasinya RemoveDebris pun terlihat sukses. Cara kerjanya, platform pesawat utama menggelar CubeSat, kemudian menembak jaring untuk menangkap sampah atau bekas pesawat luar angkasa.
Dibutuhkan waktu setidaknya enam tahun untuk menjatuhkan sampah-sampah tersebut ke orbit yang lebih rendah.
Selama kurun waktu tersebut, Elon Musk, Boeing, OneWeb, dan Samsung telah menambah jumlah setidaknya 14 ribu satelit-satelit kecil di orbit itu.
Advertisement
Bukan Pekerjaan Mudah
Meski begitu, proyek RemoveDebris tetap berjalan dan tujuan selanjutnya adalah meluncurkan sebuah harpun yang menarik bekas-bekas sampah satelit ke arah Bumi, kemudian atmosfer Bumi akan membakar sampah-sampah tersebut.
"Kami sangat senang dengan teknologi jaring ini," kata Direktur Surrey Space Center Profesor Guglielmo Aglietti.
Dia mengatakan, apa yang dilakukan oleh timnya ini mungkin hanyalah sebuah hal sederhana.
"Kerumitannya adalah menggunakan jaring di angkasa untuk menangkap puing-puing bekas yang butuh waktu bertahun-tahun untuk perencanaan, rekayasa, dan koordinasi antara Surrey Space Center, Airbus, dan mitra kami. Namun masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan," katanya.
(Tin/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: