Liputan6.com, Jakarta - Inspira Academy sebagai produsen printer 3D, akan membidik produknya untuk kalangan pelajar yang jumlahnya mendekati 50 juta orang.
Founder Inspira Academy Sugianto Kolim mengatakan, dalam beberapa tahun mendatang diharapkan sebagian besar dari mereka menjadi seorang profesional. Dengan harga printer 3D yang lebih ekonomis, ia berharap 5 persen pelajar Indonesia dapat memiliki perangkat sendiri.
Untuk mewujudkan target tersebut, pihaknya akan terus mendorong harga printer 3D yang lebih terjangkau lagi.
Advertisement
Baca Juga
“Kami sedang dalam proses membangun pabrik printer 3D lokal. Saat ini kami tengah berdiskusi dengan beberapa investor, modal ventura serta CSR perusahaan untuk mendorong produksi missal,” ujar Sugianto dalam keterangannya, Jumat (1/3/2019).
Ia menambahkan, perusahaan menargetkan kapasitas produksi sekitar 1.000 unit per bulan. Tak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan edukasi dan penyerapan teknologi printer 3D di dunia pendidikan dan profesional.
“Dengan produksi massal diharapkan di tahun mendatang harga bisa turun di sekitar Rp 4 jutaan bahkan lebih rendah. Harga printer 3D saat ini berkisar antara Rp 10 juta sampai Rp 40 jutaan,” bebernya.
Pelajar Harus Mulai Diedukasi
Ia menegaskan para pelajar harus mulai diedukasi sehingga mereka akan familiar dengan industri 4.0.
“Mereka harus bisa belajar mendesain mainan sendiri, atau pra karya, kemudian langsung dicetak menggunakan printer 3D yang akan menghasilkan desainnya dalam bentuk tiga dimensi,” ucap Sugianto melanjutkan.
“Ini akan memacu mereka lebih kreatif dan belajar membuat produk secara riil. Bisa jadi dari hasil karya riil mereka bisa bernilai ekonomis, misalnya dipasarkan secara online atau dijajakan pada temannya,” sambungnya.
Bisa dibayangkan, Sugianto melanjutkan, jika semua orang terlibat dan menguasai teknologi ini, Indonesia akan menjadi sumber inspirasi dan kiblat industri 4.0.
“Inti dari industri 4.0, semua orang bisa memiliki alat produksi, akses produksi, pemasaran dan bisa memproduksi sebuah karya dengan rekayasa teknologi secara cepat dan efisien,” tutup Sugiarto.
(Isk/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Advertisement