Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan menyebut, permukaan Bumi memiliki sekitar 190 kawah meteor besar. Meski punya ratusan kawah yang dahulu berdampak pada pembentukan Bumi, para ilmuwan hanya mengetahui segelintir hal tentang usia kawah-kawah tersebut.
Kini, tim ilmuwan mempelajari tentang kawah meteor bernama Yarrabubba yang ada di Australia.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laman Slash Gear, Kamis (23/1/2020), belum lama ini para ilmuwan menentukan usia kawah meteor Yarrabubba mencapai 2,2 miliar tahun.
Dengan usia tersebut, para ilmuwan menganggap bahwa kawah meteor Yarrabubba sebagai kawah meteor paling tua di dunia.
Yarrabubba mengambil gelar kawah meteor tertua dari kawah Vradefort Dome di Afrika Selatan yang berusia 200 juta tahun lebih muda dari kawah meteor di Australia itu.
Para ilmuwan memang mempelajari kawah-kawah meteor yang ada di Bumi dan mencoba menentukan berapa usianya. Studi ini dilakukan untuk mempelajari dampak adanya kawah tersebut di masa lalu dalam pengembangan muka Bumi.
Diameter 70 km
Para ilmuwan tengah mencoba menentukan bagimana dampak meteor mungkin berhubungan dengan pembentukan benua.
Ilmuwan juga ingin mengetahui, kapan kehidupan muncul di Bumi, setelah dihantam meteor.
Dalam laporannya, BBC menyebutkan, kawah meteor Yarrabubba ditemukan pada 1979. Namun, para geolog tidak mengetes berapa usia kawah tersebut.
Selain itu, karena erosi yang terjadi selama miliaran tahun, kawah meteor ini tidak bisa dilihat dengan mata. Untuk itu, para ilmuwan memetakan bekas luka di medan magnet wilayah tersebut untuk menentukan diameternya.
Rupanya, kawah meteor Yarrabubba memiliki diameter sangat besar, yakni 70km atau 43 mil.
"Lanskap Yarrabubba sangat datar karena usianya yang sangat tua, namun batuan di sana sangat unik," kata peneliti kawah meteor Profesor Chris Kirkland kepada BBC.
Advertisement
Cara Ilmuwan Tentukan Usia Kawah Yarrabubba
Para ilmuwan menentukan usia kawah Yarrabubba dengan memeriksa kristal zirkon dan monasit kecil di bebatuan sekitarnya, mirip dengan cara menentukan usia dengan lingkaran pohon.
Kristal zirkon tersebut mengandung segelintir material uranium. Karena uranium meluruh menjadi timbal dengan kecepatan yang konsisten, para ilmuwan bisa menghitung waktu yang telah dilalui oleh kawah meteor tersebut.
"Kami tertarik dengan area ini, karena lanskap Australia bagian Barat sangat tua, namun kami tidak menduga kawah meteor berusia setua ini," kata Kirkland.
Ia lebih lanjut menyebutkan, kemungkinan besar, ada kawah meteor berusia lebih tua. "Sangat mungkin ada kawah yang lebih tua di luar sana yang belum ditemukan. Kesulitannya adalah menemukan kerak sebelum mengikis. Kalau itu terjadi, kita akan kehilangan sejarah awal Bumi," kata dia.
(Tin/Why)