Ledakan Meteor Ini 10 Kali Lebih Kuat dari Bom Hiroshima

Ledakan meteor di ketinggian 26 kilometer ini merupakan yang terkuat kedua dalam 30 tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mar 2019, 06:30 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2019, 06:30 WIB
Kawah Chicxulub-01
Sekelompok ilmuwan akan melakukan penelitian ilmiah menuju meteori yang menyebabkan kepunahan dinosaurus. (News.com.au)

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, ada sebuah meteor raksasa dilaporkan meledak di atas permukaan Bumi dengan kekuatan yang sangat dahsyat.

Kekuatan ledakan meteor tersebut ditaksir 10 kali lipat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada tahun 1945.

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melaporkan meteor tersebut meledak di ketinggian 25,6 kilometer di atas Laut Bering, dekat Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada 18 Desember 2018.

Ledakan dengan daya energi sebesar 173 kiloton itu baru diungkapkan pada minggu ini, dan merupakan yang terkuat kedua dalam 30 tahun pengamatan NASA.

Dibandingkan dengan bom atom Hiroshima pada Perang Dunia II yang 'hanya' 15 kiloton, daya ledak meteor di atas Laut Bering itu 10 kali lipatnya.

Begitu kuatnya ledakan meteor tersebut, bahkan menciptakan bola api yang sangat besar di atmosfer Bumi yang disebut dengan fireball.

Hampir Luput dari Pengamatan NASA

Meteor
Ilustrasi (Foto: apod.nasa.gov)

Meskipun merupakan yang terkuat kedua, ledakan meteor di atas Laut Bering itu hampir saja luput dari pengamatan NASA.

Alasannya, ledakan meteor tidak terjadi di atas wilayah berpenghuni seperti meteor yang meledak di atas Chelyabinsk, Rusia pada 15 Februari 2013.

"Itu terjadi di atas Laut Bering sehingga tidak memiliki efek yang sama dan muncul dalam berita. Beruntung kita punya pertahanan berbentuk perairan yang menyebar di seluruh planet ini," kata Kelly Fast, manajer program pengamatan objek dekat Bumi di NASA.

Menurut Fast, pelepasan energi ledakan meteor di atas Laut Bering ini baru 40 persen dari yang terjadi di Chelyabinsk.

Meteor Laut Bering memasuki atmosfer Bumi hampir secara vertikal dengan sudut kemiringan 7 derajat, pada kecepatan sekitar 32 kilometer per detik.

Awalnya, NASA tidak menyadari kedatangan dan ledakan meteor tersebut. Namun, Angkatan Udara AS kemudian memberitahun NASA setelah ledakan terjadi setelah citranya tertangkap satelit militer.

Bola api meteor di Laut Bering juga dilihat oleh Peter Brown di University of Western Ontario, Kanada, yang kemudian mengunggahnya di Twitter.

Dia mengamati data yang diambil dari sekitar 16 stasiun inframerah, yang berbeda yang disiapkan untuk mendeteksi uji coba nuklir rahasia.

 

Ledakan Meteor Chelyabinsk

Ini yang Terjadi Jika Komet Swift-Tuttle Menabrak Bumi
Ilustrasi hujan meteor Perseid (Wikipedia)

Ledakan meteor di Chelyabinsk pada 2013 lalu merupakan yang terkuat dan terbesar hingga saat ini. 

Saat itu media sosial dibanjiri dengan video dan foto fireball yang menyala lebih terang daripada matahari.

Fireball super itu meledak sekitar 30 km di atas permukaan Bumi dengan kekuatan 400 hingga 500 kiloton.

Efek dari ledakan meteor di Chelyabinsk sangat dahsyat. Hingga mampu merusak enam bangunan di kota itu dan melukai 1200 orang dari jarak 30 km.

Sementara itu, Lindley Johnson, staff pertahanan planet NASA, mengatakan meteor dengan ledakan sedahsyat ini jarang muncul. Meteor seperti itu cenderung datang hanya dua atau tiga kali dalam 100 tahun.

Reporter: Dream

Sumber: Dream.co.id

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya