Telkomsel Rilis Paket Ilmupedia Khusus untuk Buka Aplikasi Pendidikan

Telkomsel merilis paket data Ilmupedia, sebuah paket data khusus yang ditujukan untuk mengakses aplikasi belajar online.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 05 Mar 2020, 19:41 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2020, 19:41 WIB
Telkomsel merilis paket data Ilmupedia, sebuah paket data khusus yang ditujukan untuk mengakses aplikasi belajar online.
Telkomsel merilis paket data Ilmupedia, sebuah paket data khusus yang ditujukan untuk mengakses aplikasi belajar online. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Telkomsel merilis paket Ilmupedia, sebuah paket data khusus yang ditujukan untuk mengakses aplikasi belajar online dari edtech startups.

Hal ini dilakukan untuk mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia melalui upaya penyediaan akses terhadap ilmu pengetahuan bagi siswa siswi di seluruh Indonesia.

VP Mass Market Telkomsel Hastining B Astuti mengatakan, aplikasi yang bisa dipakai dengan paket data Ilmupedia adalah Quipper, Cakap, Bahaso, dan Zenius.

"Paket ini diharapkan dapat mendorong pelajar untuk terus menggali potensi diri mereka dengan memberikan keseruan dan kemudahan akses belajar online," kata Hastining di Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Ke depannya, Telkomsel juga terus mengembangkan paket Ilmupedia dengan memperluas kolaborasi dengan pihak lain yang memiliki visi sejalan dengan Telkomsel, terutama dalam membantu generasi Indonesia menggali potensi diri lewat pendidikan.

Paket Ilmupedia dapat diaktifkan oleh pengguna layanan prabayar Telkomsel di seluruh Indonesia lewat aplikasi MyTelkomsel atau menghubungi akses *363*844#.

Kuis pendidikan

Telkomsel meluncurkan Paket Ilmupedia, paket data yang dapat digunakan untuk mengakses aplikasi belajar online
Telkomsel meluncurkan Paket Ilmupedia, paket data yang dapat digunakan untuk mengakses aplikasi belajar online

Tidak hanya itu, untuk mendukung akses pendidikan melalui internet, Telkomsel juga menggelar kuis pendidikan Ilmupedia Berani Jawab.

Ilmupedia Berani Jawab (IBJ) merupakan program kuis tingkat nasional yang diselenggarakan untuk murid-murid SMA dan sederajat dari berbagai sekolah di seluruh Indonesia.

IBJ sudah mulai diselenggarakan pada 5 Februari 2020 dan diikuti lebih dari 18.200 murid yang terbagi menjadi sekitar 3.700 tim yang masing-masing beranggotakan lima orang. Mereka berasal dari 2.026 sekolah di 324 kota yang juga mencakup daerah penjuru Tanah Air, dari Sabang sampai Merauke.

Setelah melewati dua babak eliminasi yang dilakukan secara online, ke-12 sekolah yang berhasil masuk ke dalam Top 12 adalah SMAN 1 Sambas, SMAN 3 Pontianak, SMA Katolik Rajawali Makassar, SMAN 2 Mataram, SMAN 1 Pekalongan, SMAN 1 Bojonegoro, SMANU MH Thamrin Jakarta, SMAN 1 Garut, Sekolah Global Mandiri Cibubur Bogor, SMAU CT Foundation Medan, SMAN 1 Matauli Pandan Tapanuli Tengah, dan SMA Xaverius Kota Lubuklinggau.

Mereka pun saling adu kepintaran dalam babak Grand Final IBJ yang diselenggarakan di Telkomsel Smart Office, Jakarta.

Pemenang kuis

Setelah melewati persaingan yang ketat, SMAN 1 Sambas berhasil menjadi juara, dengan posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Sekolah Global Mandiri Cibubur dan SMAN 1 Pekalongan.

Telkomsel menyiapkan hadiah total sebesar Rp 360 juta untuk lomba ini. Untuk memberikan dampak positif lebih luas, IBJ akan kembali diselenggarakan pada pertengahan tahun ini.

“Selamat kepada sekolah-sekolah yang telah menorehkan prestasi dalam ajang Ilmupedia Berani Jawab! ini. Kami harap, mereka mampu menginspirasi para pelajar lainnya untuk terus meningkatkan kemampuan agar menjadi sumber daya manusia berkualitas yang dapat berkontribusi aktif dalam kemajuan bangsa,” tuturnya.

Antusiasme para siswa sekolah SMA sederajat ini terlihat dari jumlah sebaran peserta yang tak hanya dari sekolah di kota besar tetapi juga di tingkat kabupaten. Misalnya Gunungsitoli-Sumatera Utara, Tapanuli Tengah-Sumatera Utara, Lubuklinggau-Sumatera Selatan, hingga Sambas-Kalimantan Barat, Baubau-Sulawesi Tenggara, dan Jayapura-Papua.

"Luasnya sebaran peserta IBJ juga menjadi motivasi kami untuk terus mendorong akses ilmu pengetahuan yang lebih inklusif melalui kolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki visi yang sama," kata Hastining.

(Tin/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya